Rabu, 25 Juni 2008

TABARRUK PARA SAHABAT NABI TERHADAP NABI MUHAMMAD SAW.

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN RAMBUT DAN KUKU NABI
Para sahabat biasa berebut rambut Nabi sall-Allahu álayhi wasallam. Tidak hanya itu, bahkan mereka memakainya sebagai sarana penyembuhan. Bila ada orang yang sakit, mereka meminumkan air yang sebelumnya telah dialirkan ke bejana yang berisi beberapa helai rambut Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam. Di antara sahabat bahkan ada yang menginginkan rambut Nabi ditaruh bersama jenazah mereka saat mereka dikubur, serta ada pula yang menaruh rambut Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam di turban mereka, yang dengan barakah rambut ini, dengan izin Allah, mereka selalu memperoleh kemenangan di medan perang. Semua ini tidaklah mengurangi keyakinan mereka bahwa sumber utama kesembuhan ataupun kemenangan tentulah adalah Allah Ta’ala. Siapakah yang berani mengklaim memiliki iman yang lebih murni daripada para sahabat Nabi sallAllahu álayhi wasallam, sepeninggal Nabi? Tabarruk mereka didasari keimanan dan kecintaan mereka pada beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam, yang mereka yakini sebagai sebaik-baik ciptaan, serta kekasih Allah Ta’la (habiibullah). Dan sebagian adalah seperti keseluruhannya. Bagi mereka melihat atau menyentuh anggota tubuh Nabi, adalah bagaikan melihat dan menyentuh Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam secara langsung. Maka, adakah Allah Ta’ala akan menolak doa dan hajat mereka yang mencintai Kekasih-Nya dengan menghormati dan mencintai bahkan anggota tubuh Kekasih-Nya yang telah wafat? Dengan keyakinan inilah, para sahabat bertabarruk dengan apa-apa yang terhubungkan kepada Nabi sall-Allahu álayhi wasallam sebagai wasilah doa mereka pada Allah Ta’ala. Mereka menggunakan apa pun yang mereka lihat terhubungkan dengan Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam, apatah itu anggota tubuhnya, apatah itu, keluarganya, ataupun tempat-tempat maupun benda yang pernah beliau sentuh, seperti akan kita lihat pada bagian-bagian berikutnya. Insya Allah.
1. Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya pada Kitab l-libas (bab pakaian) dalam pasal berjudul "Tentang rambut abu-abu", bahwasanya 'Usman ibn Abd Allah ibn Mawhab mengatakan: “Keluargaku mengirim diriku pergi ke Ummu Salama dengan secangkir air. Ummu Salama membawa keluar suatu botol perak yang berisi sehelai rambut Nabi SallAllahu ‘alayhi wasallam, dan biasanya jika seseorang memiliki penyakit mata atau kesehatannya terganggu, mereka mengirimkan secangkir air kepadanya (Ummu Salama) agar ia mengalirkan air itu lewat rambut tersebut (dan diminum). Kami biasa melihat ke botol perak itu dan berkata, ‘Aku melihat beberapa rambut kemerahan’”.
2. Anas berkata, "Ketika Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam mencukur kepalanya (setelah hajj), Abu Talha adalah orang pertama yang mengambil rambutnya" (Hadits Riwayat Bukhari).
3. Anas juga berkata: “Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam melempar batu di al-Jamra, kemudian ber-qurban, dan menyuruh seorang tukang cukur untuk mencukur rambut beliau di bagian kanan lebih dulu, lalu memberikan rambut tersebut pada orang-orang” (Hadits Riwayat Muslim).
Dia berkata: "Talha adalah orang yang membagi-bagikannya". (Hadits Riwayat Muslim, Tirmidhi, dan Abu Dawud).
Dia juga berkata: "Ketika Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam mencukur rambut kepalanya di Mina, beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam memberikan rambut beliau dari sisi kanan kepalanya, dan bersabda: Anas! Bawa ini ke Ummu Sulaym (ibunya). Ketika para shahabat radiyallahu 'anhum ajma'in melihat apa yang Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam berikan pada kami, mereka berebut untuk mengambil rambut beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam yang berasal dari sisi kiri kepala beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam, dan setiap orang mendapat bagiannya masing-masing. (Hadits Riwayat Ahmad).
4. Ibn al-Sakan meriwayatkan lewat Safwan ibn Hubayra dari ayah Safwan: Tsabit al-Bunani berkata: Anas ibn Malik berkata kepadaku (di tempat tidurnya saat menjelang wafatnya): "Ini adalah sehelai rambut Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam. Aku ingin kau menempatkannya di bawah lidahku." Thabit melanjutkan: Aku menaruhnya di bawah lidahnya, dan dia (Anas) dikubur dengan rambut itu berada di bawah lidahnya."
5. Abu Bakr berkata: "Aku melihat Khalid ibn Walid meminta gombak (rambut bagian depan) Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam, dan dia menerimanya. Dia biasa menaruhnya di atas matanya, dan kemudian menciumnya." Diketahui bahwa kemudian dia menaruhnya di qalansuwa (tutup kepala yang dikelilingi turban) miliknya, dan selalu memenangkan perang. (riwayat Al-Waqidi di Maghazi dan Ibn Hajar di Isaba).
Ibn Abi Zayd al-Qayrawani meriwayatkan bahwa Imam Malik berkata: "Khalid ibn al-Walid memiliki sebuah qalansiyya yang berisi beberapa helai rambut Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam, dan itulah yang dipakainya pada perang Yarmuk.
6. Ibn Sirin (seorang tabi'in) berkata: "Sehelai rambut Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam yang kumiliki lebih berharga daripada perak dan emas dan apa pun yang ada di atas bumi maupun di dalam bumi." (riwayat Bukhari, Bayhaqi dalam Sunan Kubra, dan Ahmad)
7. Dalam Shahih Bukhari, vol 7, kitab 72, no. 784, Utsman bin Abd-Allah ibn Mawhab berkata, "Orang-orangku mengirim semangkuk air ke Umm Salama." Isra'il memberikan ukuran tiga jari yang menunjukkan kecilnya ukuran wadah yg berisi beberapa helai rambut Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam. Utsman menambahkan, "Jika seseorang sakit karena suatu penyakit mata atau penyakit lainnya, dia akan mengirimkan suatu wadah berisi air ke Umm Salama (dan dia akan mencelupkan rambut Nabi ke dalamnya dan air tersebut akan diminum). Aku melihat ke wadah (yang berisi rambut Nabi) dan melihat beberapa helai rambut kemerahan di dalamnya."
Hafiz Ibn Hajar dalam Fath al-Bari, Vol. 10, hlm, 353, mengatakan: "Mereka biasa menyebut botol perak tempat menyimpan rambut Nabi itu sebagai jiljalan dan botol itu disimpan di rumah Umm Salama."
Hafiz al-'Ayni berkata dalam 'Umdat al-Qari, Vol. 18, hlm. 79: "Umm Salama memiliki beberapa helai rambut Nabi dalam sebuah botol perak. Jika orang jatuh sakit, mereka akan pergi dan mendapat barokah lewat rambut-rambut itu dan mereka akan sembuh dengan sarana barokah itu. Jika seseorang terkena penyakit mata atau penyakit apa saja, dia akan mengirim istrinya ke Umm Salama dengan sebuah mikhdaba atau ember air, dan dia (Umm Salama) akan mencelupkan rambut itu ke dalam air, dan orang yang sakit itu meminum air tersebut dan dia akan sembuh, setelah itu mereka mengembalikan rambut tsb ke dalam jiljal."
8. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya (4:42) dari Abd Allah ibn Zayd ibn 'Abd Rabbih dengan sanad yang shahih seperti yang dinyatakan oleh Haythami dlm Majma' al-Zawaid, bahwa Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam memotong kukunya dan membagikannya ke orang-orang.

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN KERINGAT RASULULLAH SALLALLAHU ‘ALAYHI WASALLAM
1. Anas berkata: "Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam tinggal bersama kami, dan begitu beliau tidur, ibuku mulai mengumpulkan keringatnya dalam suatu bejana. Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam terbangun dan bertanya, "Wahai Umm Sulaym, apa yang kau lakukan?" Dia (Umm Sulaym) menjawab, "Ini adalah keringatmu yang akan kami campur dalam parfum kami dan itu adalah parfum terbaik." (Hadits Riwayat Muslim, Ahmad).
Ketika Anas terbaring menjelang wafatnya dia menyuruh agar sebagian dari bejana itu digunakan saat upacara sebelum penguburannya, dan memang dipakai seperti yang ia suruh. (Hadits Riwayat Bukhari)
Ibn Sirin juga diberikan sebagian dari bejana milik Umm Sulaym. (Hadits riwayat Ibn Sa'd)

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN SALIVA (AIR LUDAH) NABI DAN AIR WUDHU’ BELIAU
Hadits-hadits yang menjelaskan tentang ini amatlah banyak. Antara lain dapat dilihat di karya Syaikhul Muhadditsiin Imam Ibn Hajar al-Asqalany, Fath al-Bari 1989 ed. 10:255-256.
1. Dalam Bukhari dan Muslim: Para shahabat berebut mendapatkan sisa air wudhu' Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam untuk digunakan membasuh muka mereka.
Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim berkata: "riwayat-riwayat ini merupakan bukti/hujjah untuk mencari barokah dari bekas-bekas para wali" (fihi al-tabarruk bi atsar al-salihin).
2. Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam biasa menggunakan saliva-nya untuk menyembuhkan penyakit, saliva beliau dicampur dengan sedikit tanah, dan diikuti kata-kata:
"Bismillah, tanah dari bumi kita ditambah dengan air liur dari orang-orang yaqin di antara kita akan menyembuhkan penyakit kita dengan izin Tuhan." (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
3. Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam pernah menyuruh setiap orang di Madina kemudian Makkah untuk membawa bayi-bayi mereka yang baru lahir, kepada siapa beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam membacakan doa dan memasukkan campuran nafas dan ludah (nafs wa tifl) beliau ke dalam mulut bayi-bayi itu. Beliau kemudian memerintahkan pada ibu-ibu mereka untuk tidak menyusui sampai malam.
[Hadits riwayat Bukhari, Abu Dawud, Ahmad, Bayhaqi dalam Dala'il Nubuwwah, Waqidi, dll].
Nama-nama lebih dari 100 orang Ansar dan Muhajirin yang menerima barokah khusus ini diketahui lengkap dengan isnadnya.

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN TANGAN DAN KAKI SUCI NABI SALLALLAHU 'ALAYHI WASALLAM
1. Hadits pertama Imam Ahmad yang diriwayatkan dari Anas ibn Malik dalam Musnadnya adalah: "Seluruh masyarakat Madina terbiasa untuk menjumput tangan Nabi dan berebut untuk meraih keperluan mereka dengannya."
2. Diriwayatkan dari 'Aisyah Ummul Mukminin, "Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam, ketika sedang mengeluh, membaca tiga surat terakhir dari Quran, atas dirinya sendiri dan meniupkannya." 'Aisyah berkata pula, "Ketika sakitnya menghebat, aku membacakannya atas beliau dan menyapu beliau dengan tangan kanan beliau mengharapkan barokah lewatnya."
3. Usama ibn Syarik meriwayatkan, "Aku datang untuk melihat Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam ketika para sahabat sedang bersama beliau, dan mereka seperti terdiam, seolah-olah ada burung yang berada di kepala mereka. Aku memberi salam, dan duduk. (Kemudian seorang Badui datang dan bertanya yang dijawab oleh Nabi)... Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam kemudian berdiri dan orang-orang pun berdiri. Mereka mulai menciumi tangan beliau, dan aku mengambil tangan beliau dan menaruhnya di wajahku. Aku merasakannya lebih harum dari misik dan lebih sejuk dari air segar."
[Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud #3855, Tirmidzi #2038 - hasan shahih, Ibn Majah (3436), al-Hakim (4:399), dan Amad (4:278). Al-Hafiz Imam Bayhaqi merefernya dalam cabang ke-15 dalam kitabnya Syu'ab al-Iman (cabang-cabang Iman), berjudul "Cabang ke-15 dari iman, menghormati Nabi, mengakui ketinggian kedudukannya, dan menghormatinya" (al-khamis 'ashar min syu'ab al-iman wa huwa babun fi ta'zim an-nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam wa ijlalihi wa tawqirihi) vol. 2 halaman 200 (#1528).]
4. Ibn 'Umar menceritakan suatu cerita dan berkata, "Kami kemudian datang mendekati Nabi dan mencium tangan beliau.".
[Hadits diriwayatkan oleh Ibn Majah di Sunannya, Kitab Adab, bab tentang mencium tangan orang lain; dalam Sunan Abu Dawud, Kitab Adab, bab mencium tangan dan dalam Musannaf Ibn Abi Shayba dengan dua sanad yang berbeda.]
5. Umm Aban. putri al-Wazi' ibn Zari' meriwayatkan bahwa kakeknya Zari' al-'Abdi, yang adalah anggota utusan 'Abd al-Qays, berkata: "Ketika kami datang ke Madinah, kami berlomba untuk menjadi yang pertama meraih dan mencium tangan dan kaki Nabi Allah ... (hingga akhir hadits)"
[Hadits riwayat Abu Dawud, 41: 5206. Bukhari meriwayatkan dari Umm Aban hadits serupa dalam kitabnya Adab al-Mufrad: Kami berjalan dan seseorang berkata, Rasulullah hadir", hingga kami meraih tangan beliau dan kaki beliau dan menciumnya.]
6. Burayda meriwayatkan bahwa seorang Arab Badui datang kepada Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam, dan bertanya, "Wahai Utusan Allah, berikan izin kepadaku untuk mencium kepalamu dan kedua tanganmu," dan ia memperoleh izin itu. Dalam versi lain, dia meminta izin untuk mencium kepala dan kaki.
[Hadits diriwayatkan oleh al-Ghazali dalam Ihya'nya dan versi yang menyebut kaki dalam Mustadrak Imam al-Hakim dan di Ibn Muqri. Baik Hakim maupun al-'Iraqi menyatakan bahwa rantai hadits yang kedua shahih.]
7. Dari Safwan ibn 'Asal al-Muradi: "Seorang dari dua orang Yahudi berkata ke temannya. "Bawa kami ke nabi ini hingga kami dapat menanyainya tentang sepuluh tanda Musa"... (Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam menjawab dengan lengkap) kemudian mereka mencium tangan dan kaki beliau dan berkata "Kami bersaksi bahwa engkau adalah seorang nabi..."
[Hadits diriwayatkan oleh Ibn Abi Shayba di Kitab Adab bab seorang pria yang mencium tangan pria lain saat menyalaminya, dan oleh Tirmidzi di kitab Adab dan ia menyatakannya hasan shahih, juga oleh Nasa'i, Ibn Maja dalam Kitab Adab, dan Al-Hakim menyatakannya shahih].
8. "Ketika kami bersama Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam dalam suatu ekspedisi, seorang Badui datang dan meminta mukjizat. Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam yang mulia menunjuk ke sebuah pohon dan berkata ke Badui itu: "Katakan ke pohon itu bahwa utusan Allah memanggilmu". Pohon itu bergoyang dan mencabut dirinya sendiri, dan datang ke hadapan Utusan Allah sallAllahu ‘alayhi wasallam yang mulia, duduk, dan berkata, "Keselamatan bagimu wahai utusan Allah!" Kemudian Badui itu berkata, "Sekarang biarkan ia kembali ke tempatnya!" Ketika Rasulullah memerintahkan, pohon itu kembali ke tempatnya. Badui itu berkata, "Izinkan aku memujamu!" Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam menjawab, "Tak seorangpun boleh melakukan hal itu (haram)." Badui itu lalu berkata, "Kalau begitu aku akan MENCIUM TANGAN DAN KAKIMU." Beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam MENGIZINKANNYA (jaa'iz). (dari al-Qadi 'Iyad di kitab ash-Shifa', 1:299, dan al-Bazzaar dalam Musnad, 3:49).

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN KULIT RASULULLAH YANG TERBERKATI
1. Diriwayatkan oleh Usayd ibn Hudayr: Abdurrahman ibn Abu Layla, mengutip Usayd ibn Hudayr al-Anshori, berkata bahwa ketika ia tengah berolok-olok dan bercakap-cakap dengan orang-orang hingga membuat mereka tertawa, Nabi menyodoknya di rusuknya dengan sebuah tongkat. Ia (Usayd) berkata, "Izinkan aku membalas." Beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam bersabda,"Lakukan pembalasan." Ia berkata, "Engkau memakai baju sedangkan aku tidak." Nabi kemudian mengangkat bajunya, dan orang itu memeluk beliau dan mulai mencium sisi badan beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam." Ia berkata: "Inilah yang aku inginkan, wahai utusan Allah!".
[Hadits riwayat Abu Dawud kitab 41, no. 5205].
2. Ibn 'Abd al-Barr meriwayatkan dalam Isti'ab fi Ma'rifat al-ashab bahwa Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam, setelah melarang dua atau tiga kali penggunaan khaluq (sejenis perfum yang dicampur dengan saffron), dan melihat Sawad ibn 'Amr al-Qari al-Ansari memakainya, mendorongnya di bagian tengah dengan sebuah jarida (batang pohon palem) dan ia (Sawad) tergores. Sawad meminta pembalasan; ketika Nabi membuka pinggangnya, ia (Sawad) melompat dan mencium pinggang Nabi.
Versi Ibn Ishaq di Sira, menyebutkan, bahwa Sawad berada dalam barisan menuju Badr saat terjadinya kejadian ini. Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam mengatur barisan dengan tongkatnya (miqra'a) dan beliau mendorong pinggang Sawad dengannya, melukainya secara tidak sengaja, dengan kata-kata: "Luruskan dirimu dengan yang lain". Sawad berkata, "Ya Rasulullah, engkau melukaiku, izinkan aku membalasmu." Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam memberinya tongkat itu dan berkata, "Ambillah pembalasan." Sawad mendekatinya dan mencium beliau di pinggangnya. Nabi berkata, "Apa yang membuatmu berbuat demikian, wahai Sawad?" Ia menjawab. "Wahai Rasulullah, waktunya telah datang untuk apa yang kau lihat, aku menginginkan perbuatan terakhirku di dunya ini adalah untuk menyentuhmu."
3. Buhaysah al-Fazariyyah meriwayatkan: "Ayahku meminta izin dari Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam. Kemudian beliau datang mendekatinya dan mengangkat bajunya, dan mulai mencium beliau dan memeluknya karena mencintainya... "
[Hadits riwayat Abu Dawud, Kitab 9, no. 1665].

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN CANGKIR NABI
1. Hajjaj ibn Hassan berkata: "Kami berada di rumah Anas dan dia membawa cangkir Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam dari suatu kantong hitam. Dia (Anas) menyuruh agar cangkir itu diisi air dan kami minum air dari situ dan menuangkan sedikit ke atas kepala kami dan juga ke muka kami dan mengirimkan solawat kepada Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam."
[Hadits riwayat Ahmad, dan Ibn Katsir].
2. 'Asim berkata: "Aku melihat cangkir itu dan aku minum pula darinya."
[Hadits Riwayat Bukhari]

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN MIMBAR NABI
1. Ibn 'Umar radiyAllahu ‘anhu sering memegang tempat duduk Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam di mimbar dan menempelkan wajahnya untuk barokah.
[al-Mughni 3:559; al-Shifa' 2:54, Ibn Sa'd, Tabaqat 1:13; Mawsu'at Fiqh 'Abdullah ibn 'Umar halaman. 52]
2. Dari Abu Hurairah, Jabir, Abu Imama, dan Malik: Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam membuat hukum sunnah untuk bersumpah akan kebenaran di atas mimbarnya.
[Riwayat Nisa'i, Ahmad, Abu Dawud, Ibn Majah, dll, dikonfirmasikan oleh Bukhari].
Ibn Hajar berkomentar tentang hadits ini: dan di Makkah, orang bersumpah di antara Yamani dan Maqam Ibrahim [lihat Fath al-Bari, kitab komentar Sahih Bukhari, oleh Imam Ibn Hajar Al-Asqalaniy].

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN UANG YANG DIBERIKAN OLEH RASULULLAH
1. Jabir menjual seekor unta ke Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam dan beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam memerintahkan Bilal untuk menambahkan seqirat (1/12 dirham) atas harga yang disepakati. Jabir berkata: "Tambahan yang diberikan Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam tidak akan pernah meninggalkanku," dan dia menyimpannya setelah peristiwa itu.
[Hadits riwayat Bukhari].

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN TONGKAT MILIK RASULULLAH
1. Ketika 'Abdullah bin Anis kembali dari suatu peperangan setelah membunuh Khalid ibn Sufyan ibn Nabih, Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam memberi hadiah kepadanya berupa sebuah tongkat dan bersabda kepadanya: "Itu akan menjadi tanda di antara kau dan aku di hari kebangkitan." Setelah itu, 'Abdullah ibn Anis tidak pernah berpisah dari tongkat itu dan tongkat itu dikubur dengannya setelah wafatnya.
[Hadits riwayat Ahmad 3:496, al-Waqidi 2:533].
2. Qadi 'Iyad meriwayatkan dalanm bukunya asy-Syifa', dalam bab berjudul "Penghargaan pada barang dan tempat yang terkait dengan Nabi", bahwa setelah Jihjah al-Ghiffari mengambil tongkat Nabi dari tangan Utsman dan mencoba mematahkannya dengan lututnya, terjadi infeksi pada lututnya yang menyebabkan harus diamputasi, dan dia mati sebelum akhir tahun itu.

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN BAJU RASULULLAH
1. Jabir berkata: "Nabi sallAllahu ‘alayhi wasallam datang setelah 'Abdullah bin Ubay dikuburkan dalam makamnya. Beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam memerintahkan agar mayatnya diangkat lagi. Beliau sallAllahu ‘alayhi wasallam menaruh kedua tangannya pada kedua lutut 'Abdullah, bernafas atasnya dan mencampurnya dengan air liurnya serta mengenakan pakaian beliau padanya."
[Hadits riwayat Bukhari dan Muslim]

TABARRUK PARA SAHABAT DENGAN JUBAH RASULULLAH
1. Imam Muslim meriwayatkan bahwa 'Abd Allah, budak yang telah dibebaskan dari Asma' binti Abu Bakr, paman (pihak ibu) dari anaknya si 'Atha' (ibn 'Atha'), berkata: "Asma' mengutus ku ke Abdullah ibn 'Umar untuk mengatakan. "Menurut berita yang sampai kepadaku bahwa kau melarang tiga hal: jubah yang bergaris-garis, kain sadel yang terbuat dari sutra merah, dan berpuasa penuh di bulan Rajab." Abdullah berkata kepadaku. "Tentang apa yang kau katakan tentang puasa di bulan Rajab, bagaimana dengan orang yang berpuasa kontinyu? Dan tentang kain bergaris, aku pernah mendengar 'Umar bin Khattab berkata bahwa dia mendengar Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam bersabda "Dia yang mengenakan pakaian sutra tidak memiliki bagian baginya di hari akhir." dan aku takut garis-garis termasuk dalam larangan itu. Adapun tentang kain saddle merah, ini adalah kain sadel Abdullah dan warnanya merah." Aku ('Abd Allah) kembali ke Asma' dan memberitahunya tentang jawaban Ibn Umar, lalu dia berkata: "Ini adalah jubah Rasulullah, " dan dia membawaku ke jubah yang terbuat dari kain Persia dengan kain leher dari kain brokat, dan lengannya juga dibordir dengan kain brokat, dan berkata "Ini adalah jubah Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam yang disimpan 'Aisyah hingga wafatnya lalu aku menyimpannya. Nabi Allah sallAllahu ‘alayhi wasallam biasa memakainya, dan kami mencucinya untuk orang yang sakit hingga mereka dapat sembuh karenanya."
[Imam Muslim meriwayatkannya dalam bab pertama di kitab pakaian, Bab al-Libaas].
Imam Nawawi mengomentari hadits ini dalam Syarah Sahih Muslim, karya beliau, juz 37 bab 2, "Hadits ini adalah bukti dianjurkannya mencari barokah lewat bekas dari orang-orang shalih dan pakaian mereka (wa fii hadza al-hadits dalil 'ala istihbab al-tabarruk bi aatsaar al-shalihin wa tsiyaabihim).

Kalam Ahlul Bayt 5

Imam Zainal Abidin as
Nopember 9, 2007 — masharryy

1. Maha Suci Engkau Ya Allah !, Dzat yang menjadikan pengakuan akan nikmat-Nya sebagai pujian atas-Nya. Dan maha Suci dzat yang menjadikan pengakuan akan kelemahan kita untuk bersyukur sebagai syukur atas-Nya.
]-->2. Berfikirlah dan berbuatlah sesuai tujuan penciptaanmu , karena Allah tidak menciptakan untuk kesia-siaan.
]-->3. Hati-hatilah berteman dengan pendosa, membantu orang yang zalim ( penganiaya ) , dan mendekati orang yang fasik. Waspadalah terhadap fitnahan mereka dan menjauhilah dari lingkungan mereka. Ketahuilah bahwa orang yang menentang para wali Allah, yang beragama dengan selain agama Allah SWT serta yang berbuat sewenang-wenang dalam perintah-Nya bukan dengan perintah wali Allah, maka ia mendapat siksa dalam api neraka yang akan menganguskan ( menghancurkan ) jasad ( yang sudah terpisah dari nyawa / ruhnya ) siksaan yang melebihi batas kemampuannya karena itu ambillah pelajaran, wahai yang punya kesadaran, Dan pujilah Allah yang telah memberimu petunjuk serta ketahuilah bahwa engkau tidak akan keluar dari kekuasaan Allah kepada takdir selain-Nya, dan ingatlah bahwa Allah akan menilai amal kalian, kemudian kepada-Nyalah kalian akan di giring, karena itu ambilah manfaat dari nasihat ini dan bertingkah lakulah dengan tingkah laku orang-orang yang shaleh.
]-->4. Dalam sebuah surat yang di tulis oleh Imam Ali Z. A kepada Muhammad bin Muslim Al-Zuhri, diantara isinya : Allah mewajibkan kepada ulama agar menerangkan ( kepada manusia ) dan tidak menutup-nutupinya. Ketahuilah paling ringannya apa yang kalian sembunyikan ( lakukan ) adalah kalian telah meenangkan kegusaran oarng yang zalim dan dengan mendekatinya kamu kepadanya memudahkan jalan kesesatan. Bukankah undangannya kepadamu akan menjadikanmu sebagai as ( poros ) untuk memutar balikkan kekejaman mereka dan menjadikanmu sebagai jembatan menuju bencana yang menimpanya serta menjadikanmu sebagai tangga yang menyampaikan kepada kesesatan yang sekaligus mengajak yang lain untuk berbuat kejahatan seperti mereka. Mereka akan memasukan keraguan kepada ulama dengan bantuanmu dan akan menjadikanmu sebagai penasihat atas kelakuannya yang jahat. Kelakuanmu dalam menampakkan kejahatan dan perpecahan lebih buruk dibanding kelakuan yang dapat di mainkan oleh orang-orang kepercaan mereka., maka alangkah sedikitnya apa yang diberikan kepadamu jika di bandingkan dengan sesuatu yang engkau berikan kepada mereka, dan alangkahnya tidak berharganya kenikmatan yang mereka berikan kepadamu padahal mereka telah menghancurkaan dirimu. Karena itu berusahalah ( perhatikan ) untuk keselamatan dirimu dan ketahuilah bahwa tidak akan ada yang memperhatikan nasibmu selain dirimu sendiri.
]-->5. Tiada tetesan yang lebih Allah cintai dari dua tetesan : Tetesan darah di jalan Allah, dan tetesan air mata di malam hari karena semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
]-->6. Tiga karakter ( yang jika ada pada orang mukmin akan membawa ) keberuntungan : Mencegah lisannya dari mengganggu manusia atau menggunjing mereka, menyibukkan dirinya untuk sesuatu yang bermanfaat ( baginya ) di dunia maupun di akhirat, Serta selalu menangisi segala kesalahannya.
]-->7. Tiga karakter yang apabila ada pada orang mukmin maka dia dalam lindungan Allah dan akan di naungi di bawah naungan Arsy-Nysa di hari kiamat serta akan merasakan ketenangan di hari ketakutan . Yaitu : 1. Seorang yang memberikan sesuatu yang dia sendiri butuh padanya. 2. Seorang yang tidak menggerakkan kaki atau tangannya sehingga ia tahu di jalan Allah-kah melangkah atau di jalan kemaksiatan pada-Nya 3. Seorang yang tidak mencela saudaranya hingga dia membersihkan kepribadiaanya dari celaan itu.
]-->8. Janganlah engkau memusuhi seseorang yang menurut persangkaanmu tidak akan membahayakanmu. Dan janganlah engkau enggan untuk berteman dengan seseorang yang menurut anggapanmu tidak akan membawa manfaat untukmu.
]-->9. Sesungguhnya sempurnanya pengenalan seseorang terhadap agamanya, yaitu ketika meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya, tidak banyak berdebat, bersifat ramah, penyabar dan baik tingkah lakunya / perangainya.
]-->10. Kekayaan yang sebenarnya yaitu ketika tidak mengemis dari selainnya.
]-->11. Duduk bersama para shalihin ( orang-oirang yang baik ) akan menghantarkan kepada kebaikan.
]-->12. Hati-hatilah berteman dengan orang yang fasik, sebab dia akan menjualmu dengan sesuap makanan atau yang lebih sedikit dari itu.
]-->13. Hati-hatilah berteman dengan seseorang yang dungu karena dia bisa mencelakakanmu saat ingin berbuat baik untukmu.
]-->14. Hati-hatilah bersahabat dengan orang yang kikir karena dia tidak akan membantumu denga hartanya di sat engkau sangat membutuhkannya.
]-->15. Berhati-hatilah berteman dengan orang yang pembohong karena dia laksana fatamorgana, mendekatkan sesuatu yang jauh kepadamu dan menjauhkan dirimu sesuatu yang dekat.
]-->16. Jika ada seseorang yang mencelamu terus menerus lalu datang padamu untuk meminta maaf maka terimalah permohonan maafnya.
]-->17. . Pandangan mukmin pada saudaranya yang mukmin yang disertai kecintaan dan kerahmatan baginya terhitung sebagai ibadah.
]-->18. Hak tetanggamu atasmu yaitu : Kau jaga saat dia tidak ada, kau hormati dirinya ketika ia ada, kau tolong dirinya saat teraniaya. Jangan engkau telusuri /cari cari kekurangannya, dan ketika engkau melihat kejelekan padanya, jangan engkau sebar-luaskan. Apabila engkau yakin dia akan menerima nasihatmu,maka nasihatilah di tempat yang tersembunyi. Dan jangan engkau biarkan dia dalam kesulitan, selamatkan dia dari ketergelincirannya, maafkanlah kesalahannya dan bergaulah dengannya dengan sebaik-baik pergaulan.
]-->19. Ya Allah ! jagalah diriku dari menganggap hina orang yang tidak memiliki sesuatu atau menganggap utama orang yang memiliki kekayaan. Karena orang yang mulia itu adalah orang yang dimuliakan oleh ketaannya kepada-Mu, dan orang yang agung itu adalah orang yang diagungkan penghambaannya kepada-Mu.
]-->20. Orang mukmin amalnya akan disertai kesabaran, duduknya ingin menimba ilmu, diamnya demi keselamatan, akan merahasiakan apa yang di amanatkan kepadanya sekalipun kepada teman dekatnya, tidak akan menyembunyikan kesaksian bagi orang yang jauh, tidak berbuat kebenaran karana ri’ya dan tidak meninggalkan karena malu. Jika di puji ia takut pujian. Dan segera memohon ampun kehadirat Allah terhadap apa-apa yang tidak mereka ketahui ( tentang kepribadiannya ) . Dan tidak melayani perbuatan bodoh yang dilakukan oleh orang-orang bodoh.
]-->21. Hak orang yang berbuat baik kepadamu,hendaknya engkau mensyukurinya, selalu kau sebut kebaikannya, kau sebarkan sebutan yang baik tentangnya, kau doakan dirinya dengan ikhlas kepada Allah SWT.Apabila telah engkau laksanakan semua itu, berarti kau telah mensyukurinya baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Dan jika engkau mampu untuk membalas kebaikannya, balasalah kebaikannya atau setidak-tidaknya persiapkanlah sesuatu untuk membalasnya dan bulatkanlah tekadmu untuk melaksanakannya.
]-->22. Yanag paling Allah cintai diantara kalian adalah yang paling baik amalannya. Sedangkan amalan yang paling mulia adalah yang paling ikhlas nilainya. Dan yang paling selamat dari siksa Allah adalah orang yang paling takut kepada-Nya. Sedang yang paling dekat kepada Allah adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling diridhai Allah adalah orang yang mengurusi keperluan keluarganya. Sedang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.
]-->23. Seandainya manusia menyadari kemuliaan mencari ilmu maka mereka akan mencari nya walaupun harus menumpahkan darah atau mengarungi gelombang lautan.
]-->24. Imam Ali Z.A as. Bertemu denga orang yang baru sembuh dari sakit dan berkata : Kamu telah di bahagiakan dengan pensucian dari dosa-dosa Sesungguhnya Allah telah menyebutmu maka sebutlah nama-Nya, yang telah menyembuhkanmu maka syukurlah.
]-->25. Janganlah berbohong, baik yang kecil atau yang besar dan dalam keadaan sengaja atau hanya main-main.
]-->26. Dosa yang dapat menolak doa yaitu : niat yang jelek, bathin yang jahat, bersifat munafik saat bersama saudaranya, menjawab sesuatu dengan kebohongan, melakukan shalat yang fardhu hingga lewat waktunya, enggan melakukan kebaikan ( sedekah ) yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Dan suka menggunakan kata-kata jelek dan keji dalam pembicaraan.
]-->27. Imam Ali bin Husein as ditanya : Bagaimana keadaanmu wahai putra Rasulullah ! Beliau menjawab : Saat ini aku di tuntut delapan perkara : a. Allah SWT menuntutku dengan kewajiaban-kewajiban b. Rasulullah menuntutku dengan sunnahnya c. Keluarga dengan nafkahnya d. Jiwa mengajakku untuk menuruti syahwat e. Sedang syetan mengajakku bermaksiat f. Dua malaikat menuntutku untuk beramal baik g. Malaikat maut ingin mencabut ruhku h. Sedang kuburan menunggu jasadku, Dan diriku berada diantara perkara-perkara yang mengejarku.
]-->28. Siapa yang takut dari api neraka akan bergegas untuk bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa dan akan menghindar dari hal-hal yang haram.
]-->29. Hati-hatilah dari merasa senang ketika berdosa, sesungguhnya yang senang ketika berbuat dosa lebih jelek dari perbuatan dosa itu sendiri.
]-->30. Dosa-dosa yang merusak nikmat : 1. Zalim ( aniaya ) terhadap manusia 2. Menghilangkan kebiasaan berbuat baik dan makruf. 3. Mengkufuri nikmat. 4. Meninggalkan rasa syukur.
]-->31. Janganlah engkau enggan meninggalkan perbuatan jahat meskipun engkau telah di kenal sebagai ahlinya.
]-->32. Tidak ada sesuatu yang lebih Allah cintai ( dari seorang hamba ) setelah pengenalan ( makrifat ) kepada-Nya lebih dari penjagaan terhadap perut dan kemaluaannya.
]-->33. Berapa banyak orang terpedaya karena indahnya pujian terhadapnya. Dan berapa banyak yang tertipu karena kesalahannya yang selalu ditutupi. Serta berapa banyak yang terpedaya oleh banyaknya kebaikan ( Allh ) atasnya.
]-->34. Barang siapa yang berjiwa mulia akan memandang rendah terhadap dunia.
]-->35. Sebaik-baik pembuka suatu perkara adalah kejujuran dan penutup yang terbaik adalah menepati janji.
]-->36. Kerelaan terhadap ketentuan ( takdir ) yang tidak di senangi merupakan tingkat keyakinan yang tertinggi.
]-->37. Beliau ditanya : “ Siapakah manusia yang paling agung ? “ . Jawabnya yaitu yang tidak menganggap dunia agung di matanya.
]-->38. Wahai manusia takutlah terhadap Allah, dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kalian akan di kembalikan. Dan setiap orang akan mendapati segala kebajikan yang ia lakukan, begitu juga kejahatana yang telah dia kerjakan, ia ingin anatara ia dengan hari itu ( kiamat ) ada masa yang jauh, Dan Allah memperingatkan kamu terhadap ( siksa ) –Nya. Celakalah engkau wahai anak Adam yang selalu lalai namun tidak dilalaikan. Tidakkah kau tahu ajalmu sangat cepat menjemputmu, ia sekarang menuju kepadamu dan mencarimu. Ketika ajalmu telah tiba, malaikat maut akan mencabut ruhmu. Kemudian engkau akan di giring ke kuburan seorang diri. Setelah ruh mu di kembalikan akan datang dua malaikat yaitu munkar dan nakir untuk menanyaimu dan mengujimu dengan ujian yang berat. Ketahuilah bahwa pertanyaan pertama yang akan mereka tanyakan kepadamu adalah tentang Tuhanmu yang engkau jadikan sesembahan, tentang Nabi yang di urtus kepadamu, tentang agama mu yang engkau anut, tentang kitab suci yang engaku baca dan tentang ( imam ) kepemimpinanmu yang engkau jadikan panutan. Juga tentang umurmu untuk apa engkau pergunakan serta hartamu dari mana engkau dapatkan dan untuk apa kamu keluarkan / belanjakan.
]-->39. Hak ibumu hendaknya kau ketahui : dia mengandung dan memberimu sari makanan ketika tak seorangpun melakukannya. Menjagamu dengan pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya serta seluruh anggota badannya dengan perasaan kasih saying. Dia menanggung sakit, derita dan kesusahan saat mengandungmu. Sehingga lahirlah kamu ke dunia ini. Rela kamu kenyang ketika dia lapar, memberimu pakaian walaupun dirinya tak berpakaian , menegukkan minuman sementara dia kehausan, menaungimu walau dirinya tidak ternaungi apapun, memberikan kenikmatan kepadamu dengan penderitaan baginya, menidurkanmu dalam pangkuannya sementara semalam penuh matanya tidak terpejamkan. Perutnya jadi wadah untukmu, pangkuannya menjadi tempat berlindungmu, air susunya jadi minuman untukmu dan dirinya jadi pelindungmu. Tegar di tengah panas atau dinginnya dunia demi dirimu. Maka bersyukurlah kepadanya sesuai dengan kebaikannya padamu. Namun kamu takkan mampu mensyukurinya kecuali dengan pertolongan dan karunia Allah SWT.
]-->40. Siap siagalah dan perhatikan apa yang kau perbuat untuk dirimu serta siapkan jawaban sebelum datang ujian, pertanyaan dan evaluasi. Jika engkau telah termasuk seorang yang mukmin yang mengerti akan tuntutan agamamu serta mengikuti orang-orang yang jujur ( shadiq ) dan menyakini kekuasaan wali-wali Allah SWT, maka Allah akan memberikan hujjah dan alasan yang benar kepadamu, dan menjadikan lidahmu dapat menjawab semua pertanyaan denga tepat, serta akan di berita gembirakan dengan syurga dan akan mendapat keridhaan Allah SWT. Sedang para malaikat akan menjemputmu dengan riang gembira dan dengan wewangian yang semerbak. Namun bila engkau sebaliknya dari itu, maka lidahmu akan gugup dan hujjahmu akan lemah serta tidak mungkin engkau akan bisa menjawab pertanyaan itu dengan sempurna. Dan nerakalah tempatmu dan para malaikat penyiksa akan datang dengan membawa hidangan air yang mendidih dan di bakar di dalam neraka.

Ditulis dalam Kalam Ahlul Bayt

Kalam Ahlul Bayt 4

Imam Husain as
Di kutip dari : http://manakib.wordpress.com/category/kalam-ahlul-bayt/
1. Maha Suci Engkau Ya Allah !, Dzat yang menjadikan pengakuan akan nikmat-Nya sebagai pujian atas-Nya. Dan maha Suci dzat yang menjadikan pengakuan akan kelemahan kita untuk bersyukur sebagai syukur atas-Nya.
]-->2. Berfikirlah dan berbuatlah sesuai tujuan penciptaanmu , karena Allah tidak menciptakan untuk kesia-siaan.
]-->3. Hati-hatilah berteman dengan pendosa, membantu orang yang zalim ( penganiaya ) , dan mendekati orang yang fasik. Waspadalah terhadap fitnahan mereka dan menjauhilah dari lingkungan mereka. Ketahuilah bahwa orang yang menentang para wali Allah, yang beragama dengan selain agama Allah SWT serta yang berbuat sewenang-wenang dalam perintah-Nya bukan dengan perintah wali Allah, maka ia mendapat siksa dalam api neraka yang akan menganguskan ( menghancurkan ) jasad ( yang sudah terpisah dari nyawa / ruhnya ) siksaan yang melebihi batas kemampuannya karena itu ambillah pelajaran, wahai yang punya kesadaran, Dan pujilah Allah yang telah memberimu petunjuk serta ketahuilah bahwa engkau tidak akan keluar dari kekuasaan Allah kepada takdir selain-Nya, dan ingatlah bahwa Allah akan menilai amal kalian, kemudian kepada-Nyalah kalian akan di giring, karena itu ambilah manfaat dari nasihat ini dan bertingkah lakulah dengan tingkah laku orang-orang yang shaleh.
]-->4. Dalam sebuah surat yang di tulis oleh Imam Ali Z. A kepada Muhammad bin Muslim Al-Zuhri, diantara isinya : Allah mewajibkan kepada ulama agar menerangkan ( kepada manusia ) dan tidak menutup-nutupinya. Ketahuilah paling ringannya apa yang kalian sembunyikan ( lakukan ) adalah kalian telah meenangkan kegusaran oarng yang zalim dan dengan mendekatinya kamu kepadanya memudahkan jalan kesesatan. Bukankah undangannya kepadamu akan menjadikanmu sebagai as ( poros ) untuk memutar balikkan kekejaman mereka dan menjadikanmu sebagai jembatan menuju bencana yang menimpanya serta menjadikanmu sebagai tangga yang menyampaikan kepada kesesatan yang sekaligus mengajak yang lain untuk berbuat kejahatan seperti mereka. Mereka akan memasukan keraguan kepada ulama dengan bantuanmu dan akan menjadikanmu sebagai penasihat atas kelakuannya yang jahat. Kelakuanmu dalam menampakkan kejahatan dan perpecahan lebih buruk dibanding kelakuan yang dapat di mainkan oleh orang-orang kepercaan mereka., maka alangkah sedikitnya apa yang diberikan kepadamu jika di bandingkan dengan sesuatu yang engkau berikan kepada mereka, dan alangkahnya tidak berharganya kenikmatan yang mereka berikan kepadamu padahal mereka telah menghancurkaan dirimu. Karena itu berusahalah ( perhatikan ) untuk keselamatan dirimu dan ketahuilah bahwa tidak akan ada yang memperhatikan nasibmu selain dirimu sendiri.
]-->5. Tiada tetesan yang lebih Allah cintai dari dua tetesan : Tetesan darah di jalan Allah, dan tetesan air mata di malam hari karena semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
]-->6. Tiga karakter ( yang jika ada pada orang mukmin akan membawa ) keberuntungan : Mencegah lisannya dari mengganggu manusia atau menggunjing mereka, menyibukkan dirinya untuk sesuatu yang bermanfaat ( baginya ) di dunia maupun di akhirat, Serta selalu menangisi segala kesalahannya.
]-->7. Tiga karakter yang apabila ada pada orang mukmin maka dia dalam lindungan Allah dan akan di naungi di bawah naungan Arsy-Nysa di hari kiamat serta akan merasakan ketenangan di hari ketakutan . Yaitu : 1. Seorang yang memberikan sesuatu yang dia sendiri butuh padanya. 2. Seorang yang tidak menggerakkan kaki atau tangannya sehingga ia tahu di jalan Allah-kah melangkah atau di jalan kemaksiatan pada-Nya 3. Seorang yang tidak mencela saudaranya hingga dia membersihkan kepribadiaanya dari celaan itu.
]-->8. Janganlah engkau memusuhi seseorang yang menurut persangkaanmu tidak akan membahayakanmu. Dan janganlah engkau enggan untuk berteman dengan seseorang yang menurut anggapanmu tidak akan membawa manfaat untukmu.
]-->9. Sesungguhnya sempurnanya pengenalan seseorang terhadap agamanya, yaitu ketika meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya, tidak banyak berdebat, bersifat ramah, penyabar dan baik tingkah lakunya / perangainya.
]-->10. Kekayaan yang sebenarnya yaitu ketika tidak mengemis dari selainnya.
]-->11. Duduk bersama para shalihin ( orang-oirang yang baik ) akan menghantarkan kepada kebaikan.
]-->12. Hati-hatilah berteman dengan orang yang fasik, sebab dia akan menjualmu dengan sesuap makanan atau yang lebih sedikit dari itu.
]-->13. Hati-hatilah berteman dengan seseorang yang dungu karena dia bisa mencelakakanmu saat ingin berbuat baik untukmu.
]-->14. Hati-hatilah bersahabat dengan orang yang kikir karena dia tidak akan membantumu denga hartanya di sat engkau sangat membutuhkannya.
]-->15. Berhati-hatilah berteman dengan orang yang pembohong karena dia laksana fatamorgana, mendekatkan sesuatu yang jauh kepadamu dan menjauhkan dirimu sesuatu yang dekat.
]-->16. Jika ada seseorang yang mencelamu terus menerus lalu datang padamu untuk meminta maaf maka terimalah permohonan maafnya.
]-->17. . Pandangan mukmin pada saudaranya yang mukmin yang disertai kecintaan dan kerahmatan baginya terhitung sebagai ibadah.
]-->18. Hak tetanggamu atasmu yaitu : Kau jaga saat dia tidak ada, kau hormati dirinya ketika ia ada, kau tolong dirinya saat teraniaya. Jangan engkau telusuri /cari cari kekurangannya, dan ketika engkau melihat kejelekan padanya, jangan engkau sebar-luaskan. Apabila engkau yakin dia akan menerima nasihatmu,maka nasihatilah di tempat yang tersembunyi. Dan jangan engkau biarkan dia dalam kesulitan, selamatkan dia dari ketergelincirannya, maafkanlah kesalahannya dan bergaulah dengannya dengan sebaik-baik pergaulan.
]-->19. Ya Allah ! jagalah diriku dari menganggap hina orang yang tidak memiliki sesuatu atau menganggap utama orang yang memiliki kekayaan. Karena orang yang mulia itu adalah orang yang dimuliakan oleh ketaannya kepada-Mu, dan orang yang agung itu adalah orang yang diagungkan penghambaannya kepada-Mu.
]-->20. Orang mukmin amalnya akan disertai kesabaran, duduknya ingin menimba ilmu, diamnya demi keselamatan, akan merahasiakan apa yang di amanatkan kepadanya sekalipun kepada teman dekatnya, tidak akan menyembunyikan kesaksian bagi orang yang jauh, tidak berbuat kebenaran karana ri’ya dan tidak meninggalkan karena malu. Jika di puji ia takut pujian. Dan segera memohon ampun kehadirat Allah terhadap apa-apa yang tidak mereka ketahui ( tentang kepribadiannya ) . Dan tidak melayani perbuatan bodoh yang dilakukan oleh orang-orang bodoh.
]-->21. Hak orang yang berbuat baik kepadamu,hendaknya engkau mensyukurinya, selalu kau sebut kebaikannya, kau sebarkan sebutan yang baik tentangnya, kau doakan dirinya dengan ikhlas kepada Allah SWT.Apabila telah engkau laksanakan semua itu, berarti kau telah mensyukurinya baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Dan jika engkau mampu untuk membalas kebaikannya, balasalah kebaikannya atau setidak-tidaknya persiapkanlah sesuatu untuk membalasnya dan bulatkanlah tekadmu untuk melaksanakannya.
]-->22. Yanag paling Allah cintai diantara kalian adalah yang paling baik amalannya. Sedangkan amalan yang paling mulia adalah yang paling ikhlas nilainya. Dan yang paling selamat dari siksa Allah adalah orang yang paling takut kepada-Nya. Sedang yang paling dekat kepada Allah adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling diridhai Allah adalah orang yang mengurusi keperluan keluarganya. Sedang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.
]-->23. Seandainya manusia menyadari kemuliaan mencari ilmu maka mereka akan mencari nya walaupun harus menumpahkan darah atau mengarungi gelombang lautan.
]-->24. Imam Ali Z.A as. Bertemu denga orang yang baru sembuh dari sakit dan berkata : Kamu telah di bahagiakan dengan pensucian dari dosa-dosa Sesungguhnya Allah telah menyebutmu maka sebutlah nama-Nya, yang telah menyembuhkanmu maka syukurlah.
]-->25. Janganlah berbohong, baik yang kecil atau yang besar dan dalam keadaan sengaja atau hanya main-main.
]-->26. Dosa yang dapat menolak doa yaitu : niat yang jelek, bathin yang jahat, bersifat munafik saat bersama saudaranya, menjawab sesuatu dengan kebohongan, melakukan shalat yang fardhu hingga lewat waktunya, enggan melakukan kebaikan ( sedekah ) yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Dan suka menggunakan kata-kata jelek dan keji dalam pembicaraan.
]-->27. Imam Ali bin Husein as ditanya : Bagaimana keadaanmu wahai putra Rasulullah ! Beliau menjawab : Saat ini aku di tuntut delapan perkara : a. Allah SWT menuntutku dengan kewajiaban-kewajiban b. Rasulullah menuntutku dengan sunnahnya c. Keluarga dengan nafkahnya d. Jiwa mengajakku untuk menuruti syahwat e. Sedang syetan mengajakku bermaksiat f. Dua malaikat menuntutku untuk beramal baik g. Malaikat maut ingin mencabut ruhku h. Sedang kuburan menunggu jasadku, Dan diriku berada diantara perkara-perkara yang mengejarku.
]-->28. Siapa yang takut dari api neraka akan bergegas untuk bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa dan akan menghindar dari hal-hal yang haram.
]-->29. Hati-hatilah dari merasa senang ketika berdosa, sesungguhnya yang senang ketika berbuat dosa lebih jelek dari perbuatan dosa itu sendiri.
]-->30. Dosa-dosa yang merusak nikmat : 1. Zalim ( aniaya ) terhadap manusia 2. Menghilangkan kebiasaan berbuat baik dan makruf. 3. Mengkufuri nikmat. 4. Meninggalkan rasa syukur.
]-->31. Janganlah engkau enggan meninggalkan perbuatan jahat meskipun engkau telah di kenal sebagai ahlinya.
]-->32. Tidak ada sesuatu yang lebih Allah cintai ( dari seorang hamba ) setelah pengenalan ( makrifat ) kepada-Nya lebih dari penjagaan terhadap perut dan kemaluaannya.
]-->33. Berapa banyak orang terpedaya karena indahnya pujian terhadapnya. Dan berapa banyak yang tertipu karena kesalahannya yang selalu ditutupi. Serta berapa banyak yang terpedaya oleh banyaknya kebaikan ( Allh ) atasnya.
]-->34. Barang siapa yang berjiwa mulia akan memandang rendah terhadap dunia.
]-->35. Sebaik-baik pembuka suatu perkara adalah kejujuran dan penutup yang terbaik adalah menepati janji.
]-->36. Kerelaan terhadap ketentuan ( takdir ) yang tidak di senangi merupakan tingkat keyakinan yang tertinggi.
]-->37. Beliau ditanya : “ Siapakah manusia yang paling agung ? “ . Jawabnya yaitu yang tidak menganggap dunia agung di matanya.
]-->38. Wahai manusia takutlah terhadap Allah, dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kalian akan di kembalikan. Dan setiap orang akan mendapati segala kebajikan yang ia lakukan, begitu juga kejahatana yang telah dia kerjakan, ia ingin anatara ia dengan hari itu ( kiamat ) ada masa yang jauh, Dan Allah memperingatkan kamu terhadap ( siksa ) –Nya. Celakalah engkau wahai anak Adam yang selalu lalai namun tidak dilalaikan. Tidakkah kau tahu ajalmu sangat cepat menjemputmu, ia sekarang menuju kepadamu dan mencarimu. Ketika ajalmu telah tiba, malaikat maut akan mencabut ruhmu. Kemudian engkau akan di giring ke kuburan seorang diri. Setelah ruh mu di kembalikan akan datang dua malaikat yaitu munkar dan nakir untuk menanyaimu dan mengujimu dengan ujian yang berat. Ketahuilah bahwa pertanyaan pertama yang akan mereka tanyakan kepadamu adalah tentang Tuhanmu yang engkau jadikan sesembahan, tentang Nabi yang di urtus kepadamu, tentang agama mu yang engkau anut, tentang kitab suci yang engaku baca dan tentang ( imam ) kepemimpinanmu yang engkau jadikan panutan. Juga tentang umurmu untuk apa engkau pergunakan serta hartamu dari mana engkau dapatkan dan untuk apa kamu keluarkan / belanjakan.
]-->39. Hak ibumu hendaknya kau ketahui : dia mengandung dan memberimu sari makanan ketika tak seorangpun melakukannya. Menjagamu dengan pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya serta seluruh anggota badannya dengan perasaan kasih saying. Dia menanggung sakit, derita dan kesusahan saat mengandungmu. Sehingga lahirlah kamu ke dunia ini. Rela kamu kenyang ketika dia lapar, memberimu pakaian walaupun dirinya tak berpakaian , menegukkan minuman sementara dia kehausan, menaungimu walau dirinya tidak ternaungi apapun, memberikan kenikmatan kepadamu dengan penderitaan baginya, menidurkanmu dalam pangkuannya sementara semalam penuh matanya tidak terpejamkan. Perutnya jadi wadah untukmu, pangkuannya menjadi tempat berlindungmu, air susunya jadi minuman untukmu dan dirinya jadi pelindungmu. Tegar di tengah panas atau dinginnya dunia demi dirimu. Maka bersyukurlah kepadanya sesuai dengan kebaikannya padamu. Namun kamu takkan mampu mensyukurinya kecuali dengan pertolongan dan karunia Allah SWT.
]-->40. Siap siagalah dan perhatikan apa yang kau perbuat untuk dirimu serta siapkan jawaban sebelum datang ujian, pertanyaan dan evaluasi. Jika engkau telah termasuk seorang yang mukmin yang mengerti akan tuntutan agamamu serta mengikuti orang-orang yang jujur ( shadiq ) dan menyakini kekuasaan wali-wali Allah SWT, maka Allah akan memberikan hujjah dan alasan yang benar kepadamu, dan menjadikan lidahmu dapat menjawab semua pertanyaan denga tepat, serta akan di berita gembirakan dengan syurga dan akan mendapat keridhaan Allah SWT. Sedang para malaikat akan menjemputmu dengan riang gembira dan dengan wewangian yang semerbak. Namun bila engkau sebaliknya dari itu, maka lidahmu akan gugup dan hujjahmu akan lemah serta tidak mungkin engkau akan bisa menjawab pertanyaan itu dengan sempurna. Dan nerakalah tempatmu dan para malaikat penyiksa akan datang dengan membawa hidangan air yang mendidih dan di bakar di dalam neraka.
Ditulis dalam Kalam Ahlul Bayt

Selasa, 24 Juni 2008

Adab Hormat dan Tabarruk

Adab Hormat dan Tabarruk: Sunnah Nabi yang Dilupakan (bagian 1)

A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiimBismillahirrahmanirrahiimWalhamdulillah wassholatu wassalamu 'ala Rasulillah wa 'ala aalihiwasahbihi wa man tabi'ahum bi-ihsanin ilaa yaumiddin

PENGENALAN
Dewasa ini, di kalangan ummat Islam urban, khususnya yang tidak dibesarkan dalam tradisi ulama-santri, penghormatan terhadap persona ulama' atau Awliya' Allah semakin berkurang. Islam dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya hanya dipandang sebagai sesuatu yang tekstual yang dapat dipelajari dengan cara membaca begitu saja di buku-buku ataupun sumber-sumber online.
Padahal sejak 1400 tahun yang lampau, tradisi keilmuan Islam amat mementingkan interaksi langsung antara sang guru, sang ulama dengan murid-muridnya. Dalam interaksi inilah, tersampaikan tidak hanya apa-apa yang tersurat, melainkan juga yang tersirat. Diriwayatkan bagaimana Imam Malik rahimahullah ketika meriwayatkan suatu hadits Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam pada murid-muridnya, begitu berhati-hati beliau, dan tak jarang hingga menangis, karena kerinduan mendalam pada persona Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam yang beliau sampaikan perkataan atau perbuatannya. Jelas adab beliau seperti ini jarang turut termaktub dalam kitab-kitab beliau, kecuali kalau kita berguru pada mereka-mereka yang memang memiliki jalur keilmuan hingga beliau, yang mewarisi tidak hanya ilmu beliau, tetapi juga adab beliau.
Keterasingan ummat Islam saat ini akan adab-adab seperti ini, salah satunya adalah karena derasnya arus reformasi menyesatkan dari salah satu aliran Islam yang muncul beberapa ratus tahun lalu di Najd [daerah timur semenanjung Arabia]. Aliran Islam ini, akhir-akhir ini dengan berbagai bentuknya, dengan dukungan pendanaan dan organisasi yang hebat semakin deras mencuci otak sekalangan ummat Islam hatta mereka yang tadinya dibesarkan dalam tradisi Ahlussunnah al Jama'ah. Akibatnya, tradisi luhur Ahlussunnah wal Jama'ah berupa adab penghormatan terhadap Awliya' dan Ulama' serta barang maupun anggota badan mereka, yaitu praktik "Tabarruk", dianggap sebagai suatu perbuatan syirik oleh mereka, suatu dosa besar yang tak diampuni.
Benarkah tuduhan mereka seperti itu? Apa sebenarnya hakikat syirik, dan apa pula hakikat ber-adab serta bertabarruk? Samakah antara keduanya sehingga mereka yang menjalankan praktik tabarruk serta merta dapat dihukumi syirik?
Jadi, apakah syirk itu? Sebagai muslim dan mukmin, insha Allah, kita telah memahami, bahwa salah satu makna kalimat tauhid, Laa ilaha IllaLlah, adalah "laa ma'buuda illaLlah", tidak ada yang patut disembah kecuali Allah. Juga tidak ada yang patut dijadikan tujuan kecuali Allah ["Laa Maqshuuda illaLlah"]. Sedangkan syirk, sebagai kebalikan dari Tawhid, adalah menjadikan sesuatu selain Allah, yaitu makhluk ciptaan Allah, sebagai sesuatu yang disembah pula di sisi Allah. Na'udzu billah min dzalik. Subhanallah. Maha Suci Allah yang tidak memerlukan seorang penolongpun di sisi-Nya, dan tak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya.
Berangkat dari makna tawhid dan syirk mendasar tersebut, agak naif, jika kemudian penghormatan pada hamba-hamba Allah yg shalih-, ditafsirkan sebagaii suatu perbuatan syirk.

ANTARA PENGHORMATAN DAN PENYEMBAHAN
Hormat terhadap Ulama dan Awliya Allah, perlulah kita bedakan antara "penghormatan" dengan "penyembahan atau pengabdian", antara "respect" dengan "worship". Seluruh Muslim tahu bahwa Atribut ketuhanan atau "Lordship" atau "Uluhiyyah" hanyalah milik Allah 'Azza wa Jalla. Tapi kita dapat dan bahkan diwajibkan dalam Islam untuk memberi penghormatan pada sesama makhluk Allah dalam level yang berbeda-beda, sesuai dengan sebab yang ditentukan Allah SWT.
Untuk memperjelasnya insya Allah, akan kita beberkan beberapa dalil nash shahih di bawah. Namun sebelumnya, izinkan saya memberikan sedikit ilustrasi.
Ketika, misalnya, saya diundang oleh tiga orang berbeda. Sebut saja misalnya 1) adik angkatan saya ("yunior") si Fulan, 2) Pak Abdullah yang relatif sebaya (kolega) saya, dan 3) Prof. X, yang adalah supervisor kerja saya.
Jelas, dalam memenuhi undangan mereka masing-masing, tidak dapat saya perlakukan secara sama. Kepada si Fulan, yang notabene adalah yunior saya, mungkin saya cukup memenuhi adab (etika) standar, misalnya berpakaian menutup aurat, datang tepat waktu, sekalipun nyaris terlambat, atau malah boleh terlambat, asalkan saya menelponnya lebih dahulu.
Terhadap Pak Abdullah, yang relatif sepantar dan sebaya, saya harus tingkatkan adab saya. Selain, adab standar, saya harus berusaha tepat waktu, menjaga perasaan beliau agar tidak tersinggung, dll.
Kemudian untuk memenuhi undangan Prof. X (misal saat saya baru kenal dengan beliau), saya lebih mesti berhati-hati. Saya mesti menyiapkan jas, pakai dasi kalau perlu. Persiapkan apa yang mesti dibicarakan. Datang lebih awal. Lebih baik kita yang menunggu daripada ditunggu, dll. Apalagi, kalau yang mengundang adalah perdana menteri Belanda misalnya. Wah, tentu harus lebih awal dan penuh kehati-hatian dalam persiapannya.
Demikian pula perlakuan yang mesti kita berikan pada orang tua kandung kita, guru, dengan orang yang lebih tua yang baru kita temui di jalan. Jelas masing-masing ada beda adab. Terhadap orang tua kita cium tangannya, jangan membantah, dll. Terhadap guru kita taati nasihatnya dan berlaku sopan (bahkan hormat terhadap guru yg kafir pun adalah ajaran Islam). Adapun terhadap orang yang lebih tua yang biasa, kita bisa pakai adab hormat yang standar.
Demikian sekedar ilustrasi.
ADAB HORMAT TERHADAP ULAMA DAN AWLIYA: TINJAUAN NAQL
Adapun adab hormat terhadap Ulama atau Awliya Allah ini yang perlu diingatkan kembali. Sebetulnya dengan membaca ilustrasi dan contoh di atas, adalah wajar jika kita menaruh hormat pada para 'ulama atau awliya Allah ini mengingat kedudukan mereka yang tinggi di sisi Allah.

Berikut saya kemukakan beberapa dalil:
1. dalam suatu hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (5:323), dan juga oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (1:122), dan ia menyatakannya shahih, dan ini disetujui oleh Imam Al-Dhahabi, Nabi SallAllahu 'alayhi wasallam bersabda:
"Man lam yuwaqqir kabirana wa lam yarham saghirana fa laysa minna."
"Barangsiapa tidak menaruh hormat pada orang yang lebih tua di antara kami atau tidak mengasihi yang lebih muda, tidaklah termasuk golongan kami"
Ini yang disebut "tawqir an-Naas", menghormati manusia lain, dan mesti disesuaikan dengan status manusia tersebut, khususnya di mata Allah.
2. Dalam hadits lain"anzilu al-nasa manazilahum""Berikan pada manusia sesuai dengan status/kedudukan mereka"
diriwayatkan oleh Muslim dalam bab Introduksi di kitab Shahihnya, tanpa sanad, Sakhawi mengatakan dalam al-Jawahir ad-Durar bahwa hadits ini hasan, dan al-Hakim dalam kitab Ma'rifat ulum al-Hadits mengatakan bahwa hadits ini shahih dan diriwayatkan oleh Ibn Khuzayma.
Jelas tidak mungkin menyamakan semua orang, termasuk dalam penghormatannya. Penyamaan penghormatan akan mirip dengan paham Komunisme. Islam tidak mengajarkan demikian. Karena itu adalah wajar, jika misalnya, dalam suatu sesi salat Jumat, saya datang lebih awal, agar dapat membersihkan tempat salat misalnya semata karena khatib salat Jumat yang akan datang lain dari biasanya, atau datang lebih awal agar dpt lebih khusyu' mendengar khutbah dari sang khatib yang lain dari biasanya.
3. Allah juga memerintahkan"wa la tansaw al-fadla baynakum" (2:237)"Jangan kau lupakan kelebihan/kehormatan di antara kamu"
4. "inna akramakum `indallahi atqakum" (49:13)"Yang paling mulia di sisimu adalah yang paling taqwa di antaramu"
Jelas, kalau kita lihat ada seseorang yang mesti kita hormati karenataqwa-nya kepada Allah, ya, kita mesti menghormati dia sesuai dengan kehormatan yang Allah karuniakan padanya seperti tersebut dalam ayat ini.
Dalam suatu hadits Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam lainnya:
5. "Al-Ulama-u waratsatul Anbiya""Ulama adalah pewaris Nabi", diriwayatkan oleh Bukhari dalamShahihnya sebagai mu'allaq, dan juga oleh Ahmad (5:196), diriwayatkanpula oleh Tirmidhi, Darimi, Abu Dawud, Ibn Hibban, Ibn Majah, Bayhaqidalam kitabnya Syu'abul Iman ("Cabang-cabang Iman), dan juga oleh lainnya.
Sudah sepantasnya kita menghormati mereka dengan penghormatan setinggi-tingginya

Kalam Ahlul Bayt 3

Imam Hasan as
Di kutip dari : http://manakib.wordpress.com/category/kalam-ahlul-bayt/

1. Segala puji bagi Allah , Dzat yang mendengar pembicaraan orang-orang yang berbicara. Yang mengetahui lintasan hati orang-orang yang diam. Bagi yang hidup Engkau jamin rizkinya. Hanya kepada-Mu, tempat kembalinya orang yang meninggal.
]-->2. Wahai anakku ! Janganlah engkau berteman dengan seseorang, sehingga engkau mengetahui identitas pribadinya. Bila engkau mengetahui dengan pasti dan ternyata layak dijadikan sahabat, maka bersahabatlah atas dasar menyelamatkan dari ketergelinciran dan saling membantu dalam menyelesaikan kesulitan.
]-->3. Sesungguhnya mata yang paling jeli adalah yang dapat menembus asal usul kebaikan dan telinga yang mendengar adalah telinga yang dapat menyadap dan memanfaatkan peringatan, sedang hati yang paling tulus ( selamat ) adalah hati yang bersih dari syubhat ( keragu-raguan ).
]-->4. Beliau as ditanya tentang arti pengecut. Lalu beliau menjawab : Yaitu berani kepada temannya, tetapi takut dari musuh-musuhnya.
]-->5. Ya Allah ! Janganlah Engkau percepat siksa suatu dosa, Tapi berikanlah jalan di antara keduanya untuk bertaubat.
]-->6. Hanya dengan akal dunia dan akhirat dapat di raih.
]-->7. Tidak ada kefakiran seperti kebodohan.
]-->8. Ajarilah manusia tentang bidang ilmu yang kau kuasai. Dan belajarlah dari selainmu, dengan demikian kamu membenahi ilmumu atau justru mendapat ilmu baru yang belum engkau ketahui.
]-->9. Beliau ditanya : Apakah yang dimaksud menjaga harga diri itu ? Beliau menjawab : Yaitu menjaga urusan, agamanya, berjiwa mulia, bersikap lemah lembut, senantiasa berbuat baik dan menunaikan hak-hak ( orang lain ),
]-->10. Aku tidak mengetahui seorang yang zalim ( aniaya ), yang menyerupai seorang yang madzhim ( dianiaya ), seperti ( yang dialami oleh ) seseorang yang hasud.
]-->11. Pokok / puncak ( kesadaran ) akal adalah bergaul dengan sebaik-baik pergaulan.
]-->12. Persaudaraan yang sejati adalah : tetap setia menemani dikala duka / susah suka / gembira.
]-->13. Orang yang rugi ( kepapaan ) adalah yang membiarkan bagianmu berlalu, padahal telah ditawarkan kesempatan kepadamu.
]-->14. Beliau ditanya tentang arti dermawan, Lalu beliau menjawab : “Yaitu yang memberi sebelum diminta”.
]-->15. Perbandingan antara kebenaran dan kebathilan adalah empat jari. Apa yang engkau lihat dengan indramu ( matamu ) itulah kebenaran, dan engkau telah mendengar dengan kedua telingamu betapa banyaknya kebathilan.
]-->16. Jangan kalian memaksa dalam mencari sesuatu. Seperti orang yang ingin selalu menang. Jangan pasrah pada takdir, seperti pasrahnya orang yang menyerah. Karena mencari nafkah itu anjuran agama. Bersikap baik saat mencari rizki termasuk harga diri. Harga diri itu tidak akan menghalangi rizki dan sifat rakus tidak juga menarik rizki.
]-->17. Tidaklah suatu kaum bermusyawarah, kecuali akan mendapat petunjuk kejalan kebaikan mereka.
]-->18. Sabda beliau saat mensifati seorang saudara yang baik : Dia adalah orang yang agung di mataku dan pangkal kekagumanku padanya adalah saat menganggap dunia ini kecil dihadapannya. Dia terlepas dari kungkungan ( tidak berhubungan ) dengan kebodohan dan tidak mengulurkan tangannya kecuali kepada apa yang ia percayai akan memberikan suatu manfaat. Dia tidak suka mengeluh, tidak cepat marah dan tidak cepat murung. Dia lebih suka jadi pendiam namun jika berbicara akan membungkam pembicara yang lain. Dia seakan lemah dan tidak berdaya namun dalam kesungguhan dia laksana singa yang akan menerkam. Bila duduk dengan para ulama dia lebih suka mendengarkan dari pada ikut berbicara. Dan jika dia kalah dalam dialognya, dia menang dalam diamnya.Dia tidak berkata tentang apa yang tidak dilakukannya, atau berbuat sesuatu yang tidak diucapkannya. Dan apabila disodorkan dua masalah yang belum diketahui mana yang lebih dekat dari keridhaan Tuhannya, maka segera dia melihat mana yang lebih dekat kepada hawa nafsunya, lalu ditinggalkannya. Dan dia tidak pernah mencela seseorang yang menyadari kesalahan tingkah lakunya.
]-->19. Dari Junadah bin Abi Umayyah berkata : Ketika Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib as. Sakit yang membawa kepada kematiannya….. aku datang menjenguknya, lalu aku berkata : Wahai tuanku mengapakah anda tidak berobat ? Beliau menjawab : “ Hai Abdullah, dengan apa kematianku harus kuobati “ ? Aku berkata : Inna lillah wa Inna Ilaihi rajiun. ( Kita hanya milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kita kembali ). Lalu beliau as. Menoleh kepadaku dan berkata : Demi Allah, Rasulullah saww, telah memberitahu kita sesungguhnya perkara ini ( imammah ) akan di pegang oleh dua belas Imam dari keturunan Ali da Fathimah. Tidak ada seorang dari kami ( Ahlul bayt ) akan mati melainkan diracun atau terbunuh. Kemudian beliau as. Menangis. Lalu aku berkata kepadanya. Wahai putra Rasulullah , berilah aku nasihat. Beliau menjawab : Baiklah ! . Bersiaplah untuk perjalananmu dan ambillah bekal sebelum tiba ajalmu. Ketahuilah bahwa kau mencari dunia, sedangkan kematian juga mengejarmu. Dan janganlah memikul beban hari yang belum datang kepadamu. Dan ketahuilah bahwa engkau tidak mencari harta yang lebih dari bekal makanmu, kecuali berarti engkau menyimpan untuk orang lain.Sadarlah bahwa harta halal yang kau tumpuk ada hisabnya, dan jika harta itu haram . engkau akan disiksa, sedang jika syubhat ( dalam keraguan ) engkau akan dicela. Maka jadikanlah dunia ini laksana bangkai, Ambillah secukupnya , sehingga jika itu halal maka engkau telah berlaku zuhud dan jika itu haram maka engkau akan terkena celaan yang ringan. Maka kamu mengambil darinya sebagaimana kamu mengambil dari bangkai, berbuatlah untuk suatu urusan duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok. Jika engaku ingin perkasa tanpa bantuan orang lain dan ingin karisma tanpa harus jadi sultan ( kekuasaan ) maka tinggalkanlah maksiat kepada Allah dan masuklah dalam lingkaran ketaatan-Nya.
]-->20. Barangsiapa yang cinta kepada dunia akan hilang rasa takut pada akhirat dari hatinya.
]-->21. Orang yang bodoh yaitu yang dungu dalam pengaturan hartanya, yang meremehkan harga dirinya, dan jika dicela tidak membela diri.
]-->22. Kebaikan itu adalah ketika memberi tanpa didahului permintaan dan tidak diikuti oleh ungkitan.
]-->23. Tercela lebih ringan dari pada masuk api neraka.
]-->24. Sesungguhnya seorang mukmin akan berbekal , sedangkan si Kafir hanya akan bersenang-senang.
]-->25. sikap bodoh ( dungu ) itu adalah mengikuti orang-orang rendahan dan berteman dengan orang yang sesat.
]-->26. Antara kalian dengan nasihat ada hijab kemuliaan.
]-->27. Kehancuran manusia ada dalam tiga perkara : kesombongan, ketamakan serta sifat hasad ( dengki ).
]-->28. Kesombongan menyebabkan hancurnya agama dan karenanya iblis dilaknat. Sedang rasa tamak adalah musuhnya jiwa, dan karenanya Adam dikeluarkan dari syurga.Dan hasad ( dengki ) adalah pusat kejelekan yang karenanya Qabil membunuh Habil.
]-->29. Gunakanlah pikiran kalian, karena ia adalah kehidupan yang dengannya hati kalian akan benar-benar hidup.
]-->30. Tidak akan bersopan santun orang yang tidak berakal. Dan tidak akan berharga orang yang tidak bersemangat.Serta tidak akan malu orang yang tidak beragama.
]-->31. Sebaik-baik kekayaan adalah : qama’ah ( rasa cukup ) ,dan seburuk-buruk kemiskinan adalah merendahkan diri.
]-->32. Banyak bercanda akan menghilangkan kewibawaan. Dan kebanyakan orang yang berwibawa adalah yang pendiam.
]-->33. Kesempatan itu cepat hilangnya dan lambat untuk terulang lagi.
]-->34. Kerabat adalah orang yang didekatkan rasa cinta, walau ia jatuh dari sisi nasabnya.
]-->35. ( Kamu akan ) tercela , ketika kamu tidak mensyukuri nikmat.
]-->36. Gaulilah manusia dengan sesuatu yang kau ingin diperlakukan oleh orang lain sepertinya..
]-->37. Barang siapa yang sering ke mesjid akan mendapatkan salah satu dari delapan perkara : 1. ayat Al-Quran 2. Teman yang berfaedah 3. Ilmu yang bermanfaat 4. Rahmat yang menunggunya. 5. Kalimat yang menunjukinya ke jalan kebenaran 6. Atau yang mencegahnya dari kemungkaran 7. Akan meninggalkan dosa karena malu 8. Atau karena takut ( kepada Allah SWT ).
]-->38. Aku heran kepada orang yang hanya memikirkan perutnya ( makanannya ) namun ia tidak memikirkan akalnya. Lalu menjauhkan apa yang mengganggu perutnya, namaun ia membiarkan sesuatu yang dapat menjerumuskannya ( ke dalam neraka ).
]-->39. Jika pekerjaan sunnah mengganggu kewajiban maka tinggalkanlah.
]-->40. Katakanlah bahwa siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Ia akan menjadikan baginya jalan keluar dari fitnah. akan meluruskan setiap perkaranya, akan menyiapkan baginya jalan kebaikan, akan menguatkan hujjahnya atas lawan-lawannya, memutihkan wajahnya, dan akan menuruti keinginannya bersama orang-orang yang telah Allah berikan nikmat atas mereka seperti para nabi, para siddiqin dan para syuhada serta shalihin.
Ditulis dalam Kalam Ahlul Bayt

Kalam Ahlul Bayt 2

Fatimah as
Di kutip dari: http://manakib.wordpress.com/category/kalam-ahlul-bayt/


1. Segala puji bagi Allah atas semua karunia-Nya Dan bagi-Nya rasa syukur atas segala pemberian-Nya. Dan juga segala pujian atas nikmat-nikmat –Nya yang berlimpah –limpah serta kesempurnaan dari segala nikmat-Nya yang tak terhitung. Dia menganjurkan untuk selalu bersyukur guna menambah nikmat-nikmat-Nya. Dan memerintah para makhluk untuk memuji-Nya atas segala karunia dan pemberian-Nya serta menganjurkan melakukan kebaikan.
]-->2. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah , Yang Esa dan tidak bersekutu. Suatu kalimat yang keikhlaskan menjadi tumpuannya. Yang akan menerangkan hati serta meletakkan di tempatnya. Dan menyinari akal pikiran pengucapnya. Mata tidak mungkin dapat memandang-Nya dan tidak pula angan-angan mampu mengetahui bentuk-Nya..
]-->3. Allah menciptakan segala sesuatu bukan dari sesuatu yang sebelumnya dan membentuk bukan dari percontohan yang ditirunya. Ia mengadakan dengan Qudrah-Nya dan menciptakannya dengan Iradah-Nya bukan karena ia butuh kepada apa yang diciptakan-Nya dan bukan karena mencari keuntungan ( faedah ) apapun dari apa yang diciptakan-Nya, kecuali agar terpancar kebijaksanaan-Nya sebagai rangsangan untuk mentaati-Nya serta untuk menampakkan kekuasaan-Nya. Dan sebagai jalan penyembahan atas-Nya Yang Esa. Serta pengokohan terhadap panggilan-Nya
]-->4. Allah jadikan ( siapkan) pahala atas ketaatan pada-Nya, dan siksa atas pelanggar ( bermaksiat ) kepada-Nya, sebagai penghalau bagi hamba-hamba-Nya dari murka Allah, dan perangsang bagi mereka yang ingin ke surga..
]-->5. Aku bersaksi bahwa ayahku ( Nabi Muhammad saww ) adalah hamba-Nya dan pesuruh-Nya, yang dipilih sebelum diutus, dan disebut namanya sebelum diciptakan, serta disucikan sebelum diutus, dikala para makhluk masih berada dialam ghaib serta terjaga dengan penjagaan yang kokoh. Yang akan menuju kepada ketiadaan dan sebagai pengetahuan dari Allah atas segala perkara yang mencangkup kejadian di segala zaman serta sebagai pengetahuan dari apa yang telah digariskan. Allah mengutusnya saww sebagai penyempurna dari perintah-Nya agar terlaksana ketentuan hokum-Nya dan agar terjadi apa yang di tentukan-Nya..
]-->6. Allah melihat umat manusia berpuak-puak dalam agama mereka. Ada yang menyembah api, patung, Dan ada pula yang ingkar kepada Allah padahal mereka dalam pengertian akan keingkarannya. Lalu Allah menerangi mereka dari segala kegelapan melalui ayahku Muhammad saww. Dan menyingkap kekotoran hati hingga hilanglah debu yang menutupi mata-mata mereka.
]-->7. Ayahku Muhammad saww memberi petunjuk kepada seluruh manusia dan mengangkat mereka dari jurang kesesatan. Serta menyadarkan mereka dari kebutaan hati, membimbing mereka dan menunjukkan mereka kepada jalan yang lurus ( Shirat Al-Mustaqim ) .
]-->8. Kalian wahai hamba Allah adalah sasaran perintah dan larangan-Nya, pemikul agama dan wahyu-Nya, sebagai pengemban amanat Allah terhadap diri kalian sendiri dan penyampai ajaran-Nya kepada seluruh umat.
]-->9. Ketahuilah wahai hamba Allah !. Bukti kebenaran-Nya yaitu janji yang disajikan kepada kalian dan warisan yang ditinggalkan bagi kalian adalah kitab Allah yang berbicara. Al-Quran yang benar, cahaya yang bersinar dan berkilauan. Terang bukti-buktinya, terungkap segala rahasia yang dikandungnya, sangat jelas dhahirnya dan orang selalu iri akan keagungan para pengikutnya.
]-->10. ( Ia adalah ) kitab Allah…..Mengikuti ( tuntunannya ) akan memandu kejalan keridhaan, mendengarnya akan menyampaikan ( mengantar ) ke arah keselamatan. Dengannya akan dapat diraih hujjah-hujjah ( bakti-bakti ) Allah yang terang benderang , perintah-perintah-Nya yang jelas. Larangan-Nya yang harus dijaga, keterangan-Nya yang gamblang dan bukti-bukti-Nya yang memadai, sunnah yang dianjurkan, keringanan yang diberikan dan syariat-syariat-Nya yang di wajibkan.
]-->11. Maka Allah jadikan keimanan sebagai penyuci kalian dari syirik.
]-->12. Dan ( Allah jadikan ) shalat sebagai pembersih bagi kamu dari sifat sombong.
]-->13. Dan ( Allah jadikan ) zakat sebagai penyucian diri dari demi pengembang rizki.
]-->14. Dan ( Allah jadikan ) puasa sebagai pengokoh keikhlasan.
]-->15. Dan ( Allah jadikan ) haji sebagai penegak agama.
]-->16. Serta menjadikan keadilan sebagai keteraturan dan ketenangan untuk hati.
]-->17. Dan ( Allah jadikan ) ketaatan kepada kita ( Ahlul Bait a.s ) sebagai peraturan dalam agama dan keimamahan kita sebagai pengaman dari perpecahan.
]-->18. Dan ( Allah jadikan ) jihad sebagai kemuliaan bagi Islam dan sebagai kehinaan bagi kekafiran dan kemunafikan.
]-->19. Dan ( Allah jadikan ) kesabaran sebagai pembantu seseorang dalam meraih pahala.
]-->20. Dan ( Allah jadikan ) ammar ma’ruf ( menyuruh dalam kebaikan ) dan nahi munkar ( menegah kejahatan ) sebagai cara kebaikan untuk masyarakat umum.
]-->21. Dan ( Allah jadikan ) bakti kepada kedua orang tua sebagai penjaga dari amarah-murka-Nya.
]-->22. Dan ( Allah jadikan ) menyambung tali rahim ( silaturahmi ) sebagai sarana penambah umur.
]-->23. Dan ( Allah jadikan ) qishar ( pembalasan yang sepandan ) sebagai pencegah pertumpahan darah.
]-->24. Dan ( Allah jadikan ) penunaian janji ( nadzar ) sebagai penyebab ampunan.
]-->25. Dan ( Allah menjadikan perintah ) menyempurnakan timbangan ( dalam jual beli ) untuk meniadakan penganiayaan / penipuan.
]-->26. Dan ( Allah ) melarang meminum khamer sebagai pembersih dari rijs ( hal-hal keji ).
]-->27. Dan ( Allah memerintah ) untuk menjauhi menuduh ( zina ) tanpa dasar sebagai tabir penyelamat dari kutukan.
]-->28. Dan ( Allah ) melarang pencurian agar terjaga harga dirinya.
]-->29. Dan pengharaman syirik sebagai pemurnian sifat ke-Tuhanan-Nya ( rabubiyah ).
]-->30. Allah SWT berfirman : “ Sesungguhnya telah dating kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” ( At-Taubah 128 ) . andai kalian mau mengagungkan dan mengenalnya, niscaya kalian dapatkan bahwa beliau adalah ayahku, bukan ayah bagi istri-istri kalian dan saudara anak pamanku ( Ali bin Abi Thalib a.s. ). Alangkah nikmatnya pemberi kemuliaan ini ( Allah SWT ).Lalu beliau ( Rasulullah ) menyampaikan risalah dan berdakwah dengan tegas untuk memberi peringatan, jauh dari jalan orang musyirikin, penghancur argumentasi dan menimpakan atas mereka kesusahan. Dan mengajak kejalan Tuhannya dengan hikmah dan nasihat yang baik, penghancur segala berhala, memukul kepala mereka hingga hancurlah kelompok mereka dan lari tunggang langgang, hingga jelas antara malam dan siang dan munculah kebenaran dari tempatnya. ( menampakan kemurniannya ) dan bersuaralah bukti agama serta bungkamlah suara-suara syetan dan tumbanglah penganut kemunafikan dan pudarlah ikatan ( kesatuan ) kekafiran dan perpeahan.
]-->31. Kalian berada di pinggir jurang api neraka,menjadi pemabuk, rakus serta bergegas dalam kejelekan, kehormatan kalian terinjak-injak, sementara kalian belum beralas kaki dan hanya memakan dendeng,kalian hina, rendah dan selalu ketakutan akan diserang orang sekitar kalian. Keadaan ini berlangsung terus hingga Allah mengutus ayahku Muhamammad saww ke tengah-tengah kalian. Tiba-tiba dalam waktu sekejab kalian berubah menjadi pendusta , hina dan tercela, dan ahli kitab pun telah membuat makar namun setiap kali mereka menyalakan api peperangan, allah SWT memadamkannya.
]-->32. Berkata Hasan bin Ali bin Abi Thalib a.s. : Di malam jum’at aku melihat ibuku berada di dalam mihrob sedang ruku’ dan sujud hingga hampir datang waktu subuh dan kudengar beliau berdoa untuk kaum mukminin dan mukminat dan menyebut nama-nama mereka serta memperbanyak doa untuk mereka, namun tidak berdoa untuk dirinya sendiri, lalu akau bertanya padanya : Wahai ibunda, mengapa tidak kudengar engkau berdoa untuk dirimu sebagaimana untuk orang lain ?. Beliau menjawab : Wahai anakku, utamakan tetangga terlebih dahulu baru diri kita ( yang menghuni rumah ).
]-->33. Nabi Muhamammad saww bertanya pada Fatimah A-Zahra a.s : “ Apa yang terbaik bagi wanita ? “. Beliau menjawab : “ Yaitu hendaknya ia tidak melihat lelaki lain tidak dilihat lelaki lain.
]-->34. Seorang wanita datang kepada Fathimah Az-Zahra a.s dan berkata : aku mempunyai seorang ibu telah lemah dan kadang ia telah lalai akan shalatnya dan kini ibuku menyuruhku bertanya padamu.. Fathimah a.s menjawabnya, kemudian wanita itu bertanya lagi tentang masalah lain dan beliau menjawabnya kemudian wanita itu bertanya lagi hingga sepuluh pertanyaan, seluruhnya telah di jawabnya. Perempuan itersebut merasa malu karena banyak bertanya, lalu ia berkata : Aku tidak ingin memberatkanmu wahai putrid Rasulullah, beliau menjawab : Kemarilah dan tanyalah apapun yang engkau maukan. Bagaimana menurutmu kalau ada seorang yang diberi upah seratus dinar emas untuk mengangkat suatu beban ke gedung yang bertingkat, adakah dia merasa keberatan ? Lalu ia berkata : Tentu tidak, Fathimah a.s melanjutkan : Untuk setiap permasalahan yang engkau tanyakan kepadaku, aku diberi pahala berupa permata yang banyaknya melebihi langit dan bumi, maka sudah sepantasnya aku tidak merasa keberatan.
]-->35. Ya Allah ! Hinakan diriku dalam pandanganku dan agungkanlah diri-Mu dalam sanubariku,. Ilhamkanlah padaku ketaatan kepada-Mu dalam mengerjakan apa-apa yang meridhakan-Mu dan menjauhi apa-apa yang memarahkan-Mu wahai Dzat yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
]-->36. Ya Allah ! Berilah diriku kepuasan dengan rizki yang Engkau berikan,tutupi aibku dan berilah kesehatan padaku selama aku masih hidup. Dan ampuni serta rahmati diriku saat Engkau ambil ajalku. Ya Allah ! Janganlah Engkau sulitkan diriku dengan mencari sesuatu yang tidak takdirkan untukku dan permudahkanlah apa-apa yang Engkau takdirkan untukku.
]-->37. Ya Allah ! Berilah balasan kebaikan untuk kedua orang tuaku dan semua orang yang telah menolongku. Ya Allah ! Jadikanlah aku berkonsentrasi penuh untuk sesuatu yang karena Engkau ciptakan aku. Dan jangan Engkau sibukkan aku dengan sesuatu yang sudah Engkau jamin untukku.. Serta jangan Engkau azab diriku sedang aku memohon ampun-Mu. Dan jangan Engkau halangi aku dari nikmat yang selalu kumohon kepada-Mu.
]-->38. Syair yang beliau gubah untuk meratapi kepergiaan Rasulullah saww. Tahukah kalian apa yang diperoleh oleh orang yang pernah mencium semerbak harumnya tanah ( kubur ) Akhmad ( Rasulullah ). Dia tidak akan pernah merasakan kesulitan selama hidupnya. Namun kini ( setelah kematiannya ) aku ditimpa oleh berbagai masalah. Yang jika ditimpakan kepada siang, niscaya siang akan berubah menjadi malam.
]-->39. Untuk langit mulai kelam. Sementara cahaya matahari mulai redup dan gulita. Bumipun menderita setelah kepergian Nabi, dan merasakan kesedihan yang amat dalam. Semua penjuru menangisi kepergiannya dan sepantasnya Bani Mudhar penduduk Yaman semuanya menangisinya. Gunung yang kekar juga menangisi beliau yang dermawan. Ka’bah yang bertabir dan berpilar meratapinya. Wahai penutup para nabi yang penuh barakah yang cahayanya berkilauan. Semogalah shalawat dari yang menurunkan Al-Quran selalu tercurah atasmu.
]-->40. Sungguh setelah kepergianmu banyak berita dan perkara dahsyat yang terjadi. Andai Engkau hadir menyaksikannya tentu tidak akan banyak bencana. Kami kehilangan dirimu. Laksana bumi kehilangan hujan yang mengguyurnya, kaummu merusaknya. Maka saksikanlah perbuatan mereka dan jangan sampai anda tidak tahu ( alpa ).
Ditulis dalam Kalam Ahlul Bayt.

Kalam Ahlul Bayt 1

Imam Ali as
Dikutip dari:http://manakib.wordpress.com/category/kalam-ahlul-bayt/

1. Barangsiapa yang mengetahui hakikat dirinya maka telah mengenal Tuhannya ( Rabnya )
]-->2. Sesungguhnya Allah SWT mengutus Muhammad saww dengan membawa kebenaran guna mengeluarkan hamba-Nya dari penyembahan sesamanya kepada penyembahan Alllah SWT ,dari perjanjian dengan hamba-Nya menuju kesetiaan pada-Nya dan dari ketatan terhadap sesamanya menuju ketaatan kepada Tuhannya serta dari kepemimpinan sesamanya kepada kepemimpinan Allah SWT.
]-->3. Tidaklah seseorang bersimpuh dihadapan Al-Quran, melainkan ia mendapatkan tambahan dan pengurangan, Tambahan kedalam petunjuk dan pengurangan dari kebutaan ( kegelapan ). Ketahuilah tiada seseorang yang akan merasakan kekurangan jika bersama AL-Quran dan tidak akan ada yang merasa berkecukupan dari selain Al-Quran.
]-->4. Orang yang rela atas ( ketika melihat ) perbuatan suatu kaum, seperti orang yang ikut serta bersama mereka. Dan atas setiap orang yang ikut serta dalam kebathilan akan mendapatkan dua dosa, dosa karena perbuatannya dan dosa karena kerelaannya atas perbuatan tersebut.
]-->5. Imam Ali as. Ditanya tentang keimanan, Lalu beliau menjawab : Iman itu berdiri diatas empat pondasi : kesabaran,keyakinan,keadilan, dan jihad. Sedangkan kesabaran mempunyai empat sendi : kerinduan, kehawatiran, kezuhudan dan kesiapan ( waspada ). Barang siapa yang rindu akan syurga, dia akan berpaling dari tuntutan hawa nafsunya. Barang siapa yang takut akan api neraka, maka dia akan menjauhi hal-hal yang terlarang. Barang siapa yang zuhud ( tidak rakus ) terhadap dunia, akan menganggap ringan segala musibah. Dan barang siapa yang bersiap-siap menghadapi kematian, dia akan bersegera mengerjakan kebaikan. Jihad juga mempunyai empat asas : Memerintah kepada kebaikan dan menegah hal yang munkar, jujur ( tetap tangguh ) disetiap tempat ( medan laga ) dan benci kepada orang fasik.. Barang siapa yang menyuruh kepada kebaikan, maka dia telah memperkokoh kekuatan kaum muslimin, dan barang siapa yang mencegah kemunkaran maka telah membuat terhinanya kaum kafirin, Dan barang siapa yang jujur ( tangguh ) disetiap keadaan, maka ia telah melaksanakan kewajibannya. Dan barang siapa yang benci kepada kaum fasik dan marah karena Allah, maka Allah juga akan marah untuknya ( karena membelanya ) dan akan merelakannya itu di hari kiamat.
]-->6. Sesungguhnya jihad itu adalah salah satu pintu menuju surga yang Allah khususkan bagi para wali-Nya. Dan Jihad adalah pakaian ketakwaan serta baju besi yang kokoh dan merupakan benteng pertahanan yang kuat.. Barang siapa yang meninggalkan jihad karena benci kepadanya, maka pastilah Allah pakaikan kepadanya baju kehinaan.
]-->7. Sesungguhnya awal terjadinya fitnah adalah hawa nafsu yang dituruti dan hukum ( yang diada-adakan ) yang bertentangan dengan kitab Allah.Sedang pelaksana hukumnya adalah seorang yang tidak berlandaskan kepada aturannya Allah SWT. Seandainya kebathilan itu tidak bercampur dengan kebenaran, maka tidak akan samar lagi bagi orang yang mendatanginya. Dan seandainya kebenaran itu murni dari samarnya kebathilan, maka bungkamlah mulut-mulut penantangannya. Namun diambil sebagian dari kebenaran dan sebagian dari kebathilan , kemudian dicampur aduk antara keduanya dan disitulah syetan mulai memperdaya para pengikutnya. Dan hanya orang-orang yang mendapatkan petunjuk kearah kebaikan dari Allah SWT yang akan selamat dari tipu dayanya.
]-->8. Sesungguhnya agama Allah tidak akan bisa dikenali dari pribadi-pribadi, tetapi akan dapat dikenali dari tanda-tanda kebenarannya. Kenalilah kebenaran maka engkau akan mengetahui siapa penganutnya.
]-->9. Jangalah sekali-kali engkau menjadi budak orang lain, sebab Allah telah menciptakanmu dalam keadaan merdeka.
]-->10. Sesungguhnya memerintah kepada kebaikan serta mencegah kemunkaran tidak akan mendekatkan seseorang kepada ajalnya, dan tidak akan mengurangi rizkinya, Namun akan melipatgandakan pahala serta membesarkan kebaikannya. Dan yang lebih afdhal dari keduanya yaitu kalimat keadilan yang diserukan di hadapan seorang pemimpin yang zalim.
]-->11. Barang siapa yang keadaannya tidak bias diperbaiki dengan pergaulan yang baik, maka ia akan diperbaiki dengan cara timbal balik ( memberi sesuatu ) yang baik.
]-->12. Penghancur punggungku di dunia ini ada dua orang yaitu orang yang pandai berbicara namun dirinya seorang yang fasik. Dan seorang yang bodoh, namun selalu tekun beribadah. Yang satu akan membela kefasikannya dengan lidahnya sedang yang lain akan membela kebodohannya dengan ibadahnya. Hati-hatilah dari para cerdik pandai ( ulama ) yang fasik dan para ahli ibadah yang bodoh. Karena mereka adalah sebesar-besar fitnah bagi setipa orang yang mudah terpedaya. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saww bersabda : “ Wahai Ali ! Hancurnya umatku adalah ditangan orang-orang munafik yang pandai berbicara.
]-->13. Janganlah engkau menganggap sama antara pelaku kebaikan dan pelaku kejahatan. Ketahuilah sikap yang demikian ini akan menumbuhkan semangat bagi pelaku kebaikan untuk berbuat kebaikan dan akan menjadi pelajaran bagi yang melakukan kejahatan atas kejahatannya.
]-->14. Tidaklah manusia meninggalkan perkara agamanya demi kepentingan dunianya, kecuali Allah akan membukakan baginya hal-hal yang lebih buruk.
]-->15. Dunia ini tidak lebih hanya batas terakhir penglihatan orang buta, dia tidak akan melihat sesuatu dibaliknya. Sedangkan orang yang bashir dapat melihat serta mengetahui sesuatu yang ada dibalik dunia ini. Dia ( bashir ) akan memalingkan pandangannya dari dunia, sedangkan si buta akan membidikan pandangannya ke arah dunia. Orang yang bashir akan berbekal dari dunia, sedangkan yang buta akan berbekal untuk dunia.
]-->16. Jadikanlah dirimu sebagai tolok ukur dengan selainmu. Berbuatlah sesuatu yang menggembirakan orang lain sebagaimana yang engkau harapkan untukmu. Janganlah berbuat sesuatu yang engkau tidak inginkan orang lain berbuat hal itu kepadamu. Janganlah berlaku aniaya sebagaimana engkau tidak suka dianiaya. Berbuatlah baik kepada selainmu, sebagaimana engkau ingin orang lain berbuat baik kepadamu. Cegahlah dirimu dari perbuatan munkar, sebagaimana engkau tidak ingin orang lain berbuat itu kepadamu. Perbuatlah sesuatu yang merelakan manusia agar ia juga berbuat sesuatu yang merelakan dirimu. Janganlah engkau berbicara tentang sesuatu yang tidak engkau ketahui, bahkan janganlah engkau utarakan segala sesuatu yang engkau ketahui dan jangalah engkau berbicara sesuatu pembicaraan yang tidak engkau inginkan orang lain berkata itu kepadamu
]-->17. Temanmu ada tiga dan musuhmu juga ada tiga, temanmu yaitu: temanmu, dan teman dari temanmu, serta musuh dari musuhmu. Sedangkan musuhmu yaitu : musuhmu sendiri, serta musuh dari temanmu, dan teman dari musuhmu.
]-->18. Yang banyak bicara akan banyak salahnya. Yang banyak kesalahannya akan sedikit malunya. Yang tidak merasa malu hilang wara’nya. Dan yang hilang wara’nya akan mati hatinya serta nerakalah tempat kembalinya.
]-->19. Janganlah kalian menilai siapa pembicaranya, tetapi nilailah sesuatu yang dibicarakannya.
]-->20. Kebaikan ada pada tiga perkara : penglihatan, diam dan pembicaraan. Setiap penglihatan yang tidak ditunjukan untuk mengambil ibrah ( pelajaran ) adalah kesia-siaan. Diam yang tidak disertai pemikiran adalah kelalaian. Sedangkan pembicaraan yang bukan zikir itu juga merupakan kesia-siaan. Maka beruntunglah orang yang pandangannya ditunjukkan untuk mengambil ibrah, diamnya karena berpikir dan pembicaraannya berisikan zikir sembari menangisi dan menyesali kesalahannya serta enggan mengganggu orang lain.
]-->21. Seorang anak mempunyai hak dihadapan orang tuanya, demikian pula sebaliknya. Hak orang tua agar ditaati dalam segala hal kecuali dalam maksiat kepada Allah SWT.Sedangkan hak anak dihadapan orang tuanya, agar memberinya nama yang baik dan mendidik ( mengajarkan ) akhlak yang baik serta mengajarkan Al-Quran kepadanya.
]-->22. Dunia adalah tempat kebenaran bagi yang membenarkannya, tempat keselamatan bagi yang memahaminya, tempat kekayaan bagi yang berbekal darinya. Juga tempat ibadahnya para Nabi Allah dan tempat turunnya wahyu serta tempat shalatnya para malaikat, juga tempat berdagangnya para wali Allah. Maka carilah rahmat didalamnya dan keuntungan ( surga) sebagai balasannya. Lalu siapakah yang akan mencelanya ? . Dia telah mengumumkan kedekatan ajalnya dan datangnya masa perpisahan. Dia telah merelakan dirinya untuk kalian. Serta menghantarkan kalian dari satu kebahagian kepada kebahagian yang lainnya. Juga memberi peringatan akan cobaan-cobaannya, agar kalian takut dan lebih berhati-hati dari bencana. Wahai para pencela dunia, kapankah dunia memperdayamu dengan segala tipu dayanya ?. Apakah karena banyaknya musibah yang menimpa para orang tuamu ? atau karena adanya kematian yang diderita oleh para ibumu di bawah tumpukan tanah kubur ?
]-->23. Wahai manusia ! Dua perkara yang sangat aku takutkan menimpa kalian. Hawa nafsu yang dituruti serta panjangnya angan-angan. Orang yang menuruti kemauan hawa nafsunya akan menghalanginya dari kebenaran. Panjangnya angan-angan bisa melalaikan kalian akan kehidupan akhirat.
]-->24. Barang siapa yang memperbaiki bathinya, Allah akan memperbaiki lahirnya . Dan barang siapa yang berbuat demi kemaslahatan agamanya, Allah akan mempermudah baginya urusan dunianya.Dan barang siapa yang menjaga hubungan dirinya dengan Allah, maka Allah akan memudahkan urusannya dengan orang lain.
]-->25. Jangan kalian terlalu menyibukkan diri dengan urusan keluarga serta anak-anak kalian. Andai anak dan keluarga kalian termasuk orang-orang yang dicintai Allah, maka tentu Allah tidak akan membiarkan dan menelantarkan kekasih-kekasih-Nya. Namun apabila mereka termasuk musuh-musuh Allah SWT, mengapakah kalian harus menyibukkan diri dengan mengurus para musuh-musuh Allah ?
]-->26. Nilai setiap orang ( pribadi ) adalah perbuatan baik yang dilakukannya.
]-->27. Harga dirimu akan tetap terpelihara, sedang yang akan merusaknya adalah permintaan ( mengemis ) , oleh karena itu perhatikan kepada siapa akan kamu cucurkan air mukamu ini.
]-->28. Mengapakah anak Adam harus berlaku sombong, padahal awalnya tercipta dari air sperma yang hina dan akan berakhir dengan menjadi bangkai.
]-->29. Maukah kalian kuberi tahu tentang siapa yang benar-benar faqih ( pandai agama ) ? Yaitu orang yang tidak memberi kelonggaran kepada orang lain untuk berbuat maksiat, yang tidak membuat manusia berputus asa dari rahmat Allah. Tidak membuat mereka merasa aman dari ancaman Allah SWT. Juga tidak meninggalkan Al-Quran ( karena tidak suka dengannya ), lalu mencari selainnya. Dan tidak ada kebaikan dari suatu ibadah yang pelakunya belum mengerti aturan agama ( fiqih ). Dan ilmu yang baik adalah yang bisa membuat seseorang berfikir akan Tuhannya dan tidak ada baiknya bagi bacaan yang tidak disertai dengan renungan ( tadabur ).
]-->30. Tidak akan melakukan perbuatan zina seseorang yang mempunyai harga diri.
]-->31. Sesungguhnya orang yang bertakwa itu akan merasakan kenikmatan dunia dan nikmat di akhirat nanti.. Mereka juga menikmati dunia bersama pencinta dunia, sedang para pencinta dunia tidak akan bersama-sama mereka untuk merasakan kenikmatan akhirat.
]-->32. Seorang hamba tidak akan merasakan nikmatnya keimanan, sehingga meninggalkan kebohongan baik hanya sekedar senda gurau maupun sungguh-sungguh.
]-->33. Jika engkau menjadikan agamamu mengikuti kemauan duniamu, maka engkau telah menghancurkan agama dan duniamu dan termasuk di antara orang-orang yang merugi di akhirat.Dan jika engkau menjadikan duniamu mengikuti ( tunduk ) kepada aturan agamamu , berarti engkau telah menjaga dunia dan agamamu dan engkau akan tergolong sebagai orang yang beruntung di akhirat.
]-->34. Dunia ini laksana ular yang berbisa, yang licin dan lembut sentuhannya, namun bisanya ( racunnya ) dapat mematikan. Orang yang yang bodoh akan terpesona dengannya sedangkan orang yang berakal akan berhati-hati darinya.
]-->35. Wahai Kumail bin Ziyad ! Sesungguhnya hati itu bagaikan bejana ( wadah). Bejana yang baik akan bisa menampung dan menjaga isinya. Maka perhatikanlah hal-hal yang aku ucapkan kepadamu. Manusia ini ada tiga macam :Orang yang alim dan teguh akan agamanya, Orang yang belajar dalam hal-hal yang dapat menguntungkan, Orang yang dungu dan tidak berharga adalah manusia yang selalu menuruti kejahatannya, dia tidak mempunyai pendirian serta tidak mengambil cahaya ilmu dan tidak bersandar pada pilar yang kuat.
]-->36. Aku berwasiat kepada kalian tentang lima perkara, yang seandainya kalian kerahkan onta-onta kalian untuk mendapatkan wasiat-wasiat itu niscaya usaha itu pantas sekali. Yaitu : Janganlah seseorang dari kalian mengharapkan suatu kecuali kepada Tuhannya, dan jangan merasa takut atau menyesal, kecuali terhadap dosanya. Janganlah merasa malu untuk mengatakan tidak bisa, jika ditanya tentang hal-hal yang belum kalian ketahui. Dan jangan pula merasa malu untuk belajar hal-hal ya ng belum kalian ketahui. Kalian harus sabar, karena kesabaran terhadap keimanan laksana kepala bagi badannya, maka tidak akan ada kebaikan bagi badan yang tidak ada kepalanya. Demikian pula keimanan yang tidak disertai kesabaran.
]-->37. Bergaulah dengan manusia dengan pergaulan yang jika kalian meninggal, maka mereka akan menangisimu, sedang jika kalian ada di tengah-tengah mereka, mereka akan selalu merindukanmu.
]-->38. Orang yang berdoa tanpa disertai perbuatan ( amal ), bagaikan orang yang memanah tanpa busur.
]-->39. Surga hanya bisa didapatkan dengan amal dan bukan dengan angan-angan.
]-->40. Alangkah banyaknya ibrah ( pelajaran ) , namun sangat sedikit sekali yang bisa mengambil pelajaran darinya.
Ditulis dalam Kalam Ahlul Bayt

Raja’ / Harap

Raja’ / Harap

Raja’

Allah SWT berfirman, “Man kaana yarjuu liqaa-aLlaahi fa inna ajala-Llaahi la Aati” Yang artinya, “Barang siapa yang berharap bertemu dengan Allah, sesungguhnya janji Allah pasti datang”.

TEST

TEST